Gula Merah Jadi Produk Unggulan Desa Sukojati Banyuwangi, Kualitas Bahan Diperhatikan

- 16 Maret 2022, 22:58 WIB
Desa Sukojati, Kabupaten Banyuwangi memiliki industri andalan yakni gula merah
Desa Sukojati, Kabupaten Banyuwangi memiliki industri andalan yakni gula merah /Ringtimes Banyuwangi/

RINGTIMES BANYUWANGI – Desa Sukojati merupakan daerah yang berada di Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi.

Berjarak satu kilometer dari bibir pantai, maka tidak heran banyak dari warga desa rata-rata berprofesi sebagai nelayan dan pembuat gula merah.

Desa Sukojati memiliki usaha andalan yakni gula merah. Rabu, 16 Maret 2022, Pewarta Ringtimes berhasil menemui salah seorang ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai pembuat gula merah.

Baca Juga: Kasus Stunting di Banyuwangi Masih Tinggi, Dinkes: Asupan Nutrisi Ibu Hamil dan Balita Masih Rendah

Siti Rohmah, salah seorang wanita tangguh yang saat ini menginjak usia 44 tahun dan sudah menjalani profesinya sebagai pembuat gula merah selama 22 tahun.

Dalam proses pembuatannya, Siti hanya dibantu oleh suaminya. Ia bertugas mengolah air nira menjadi gula dan sang suami yang mencarikan air nira atau biasa disebut nderes.

Pengambilan air nira dilakukan pada pagi hari sebab kualitas air lebih bagus dan hasil gulanya akan terjamin.

Baca Juga: Industri Garmen Banyuwangi Tembus Pasar Eropa hingga Australia, Perokonomian Warga Terbantu

Proses dalam pembuatan gula memang cukup lama dan memakan waktu seharian penuh.

Mulai dari pukul 05.00 WIB, suami Siti sudah mulai mengambil juringen nira dari atas pohon.

“Proses pembuatanya mulai jam 7 pagi sampai jam sekarang ini, sekitar jam 1 lah,” ujarnya sambil mengaduk adonan gula.

Proses pengadukan dilakukan oleh Siti secara manual selama berjam-jam.

Baca Juga: BCC Jadi Pusat Oleh-oleh Favorit di Banyuwangi, Menjual Produk Kerajinan hingga Luar Negeri

Dalam memperoleh air nira, Siti menuturkan bahwa ia mendapatkan dari pohon yang dibayar menggunakan gula hasil olahannya.

Biasanya suami Siti mengambil nira dari 40 pohon dengan barter gula yang sudah jadi sebanyak 4 kilogram dan itu dibayarkan ketika menjual gula merah kepada pengepul.

“Pohonya itu 1 hari 1 ons, diambil atau tidak airnya tetap bayar dan setiap harinya saya itu dapat jatah 40 pohon jadi ya sekitar 4 kilo untuk sekali bayar,” tambahnya.

Baca Juga: Festival Cokelat Glenmore Banyuwangi, Pengunjung Dapat Nikmati Kualitas Terbaik

Meskipun dalam pendistribusianya tidak dilakukan oleh Siti sendiri, namun ia tetap merasa senang karena merasa terbantu dan bersyukur dengan adanya pekerjaan tersebut.

Untuk 1 kilogram gula harganya tidak selalu sama, setiap harinya pasti berbeda-beda sesuai dengan keadaan.

“Kalau dari pengepul itu ambilnya Rp10.700 biasanya dan itu tidak pasti, kemaren juga pernah Rp9.000 harga itu naik turun tergantung pasar,” lanjutnya.***

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x