RINGTIMES BANYUWANGI - Banyaknya informasi di internet mengenai diabetes terkadang menimbulkan berbagai persepi bagi banyak orang yang sedang mencari informasi tentang penyakit mematikan satu ini.
Siapa sangka ternyata banyak mitos berkembang mengenai diabetes yang dianggap sebagai fakta oleh kebanyakan orang.
Berikut dilansir dari Healthline.com, 9 mitos mengenai diabetes yang perlu anda ketahui.
1. Konsumsi gula menyebabkan diabetes
Berdasarkan American Diabetes Association (ADA), mengonsumsi terlalu banyak gula itu sendiri tidak menyebabkan diabetes, tetapi mungkin saja menjadi faktor pemicu dalam kasus tertentu.
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh genetik dan kemungkinan dipicu karena respon autoimun tubuh. Sedangkan, diabetes tipe 2 disebabkan oleh genetik dan sejumlah faktor yang berisiko yang kebanyakan berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat.
Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1
Faktor pemicu diabetes yaitu kelebihan berat badan, memiliki tekanan darah tinggi, berusia 45 tahun lebih, kebiasaan kurang bergerak atau kurang berolahraga.
Minuman berpemanis, seperti soda dan jus buah kemasan merupakan jenis minuman yang tinggi kalori, dan berdasarkan penelitian memiliki faktor tertinggi penyebab diabetes.
2. Karbohidrat adalah musuh
Karbohidrat bukanlah musuh untuk penderita diabetes. Namun perhatikan jenis karbohodrat dan jumlah karbohidrat yang anda makan merupakan hal penting bagi penderita diabetes.
Tidak semua karbohidrat itu sama. Karbohidrat yang memiliki indeks glikemik (GI) rendah tidak akan membuat gula darah melonjak drastis, sedangkan makanan dengan indeks glikemik tinggi akan membuat kadar gula darah meningkat dengan pesat.
Hal ini juga berkaitan dengan Glycemic Load (GL) yang berkaitan dengan jumlah porsi yang harus diperhitungkan pada saat makan karbohidrat.
Baca Juga: Buat Kadar Gula Darah Melonjak, 6 Jenis Makanan Ini Harus Dihindari Penderita Diabetes
Misalnya, jika anda makan makanan mengandung GI atau GL tinggi, maka kombinasikan dengan GI atau GL rendah akan membantu menyeimbangkan makanan yang sedang anda makan.
3. Makanan berpati itu dilarang
Makanan berpati mengandung karbohidrat yang tinggi akan serat, sehingga makanan ini bukan termasuk karbohidrat olahan, justru makanan berpati mengandung vitamin dan mineral yang anda butuhkan untuk menyeimbangkan gula darah anda.
Akan tetapi untuk konsumsinya lebih baik perhitungkan dengan kadar GI dan GL agar tidak berlebihan.
4. Tidak boleh makan makanan penutup
Berdasarkan National Institutes of Health membatasi keinginan untuk makan makanan tertentu malah akan membuat anda lebih banyak makan. Oleh karena itu, batasi porsi dan sesuaikan dengan kebutuhan kalori anda, boleh memakan makanan manis seperti cake atau makanan ringan, tetapi dengan catatan jangan berlebihan.
5. Buah-buahan itu buruk
Tidak ada buah-buahan yang buruk untuk penderita diabetes. Namun perlu anda ketahui, buah-buahan memang mengandung gula alami daripada makanan lainnya.
Baca Juga: Agar Kadar Gula Darah Turun, Konsumsi 5 Makanan Terbaik untuk Diabetes dan Pradiabetes
Anda bisa memakan buah-buhan asalkan porsinya sesuai dengan anjuran dan tidak berlebihan. Karena jika berlebihan, buah-buahan juga bisa meningkatkan kadar gula darah.
Berdasarkan Mayo Clinic, satu takaran anjuran buah-buahan mengandung karbohidrat sebanyak 15 gram, misalnya sebagai berikut:
-Pisang sedang 1/2
-Mangga 1/2 cangkir
-Nanas 3/4 cangkir
-Buah-buahan Kering 2 sendok makan
Batasi porsinya dan pastikan tidak berlebihan dalam konsumsinya.
Baca Juga: 4 Buah-buahan Terbaik bagi Penderita Diabetes, Bantu Turunkan Risiko Penyakit Kronis
6. Produk bebas gula itu menyehatkan
Produk olahan yang memiliki label bebas gula mungkin saja masih mengandung tinggi karbohidrat, lemak, atau kalori.
Untuk itu pastikan mengecek label nutrisi pada kemasan untuk mengetahui total karbohidrat.
7. Saat pengobatan diperbolehkan makan apa saja
Saat anda sedang menjalani pengobatan untuk diabetes bukan berarti anda bisa memakan segala jenis makanan tanpa batasan.
Anda memerlukan pengobatan yang sesuai dan mengikuti pola makan menyehatkan supaya diabetes tetap terkontrol.
Mengnsumsi makanan tidak sehat dalam porsi yang berlebihan akan mencegah pengobatan bekerja untuk menangani diabetes yang sedang anda derita.
Baca Juga: Sayur-sayuran Pantangan Penderita Diabetes, Batasi Konsumsinya agar Kadar Gula Tak Naik
8. Makan mengandung lemak diperbolehkan
Berdasarkan American Heart Association, memiliki diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko terhadap serangan jantung dan stroke.
Untuk menurunkan risiko tersebut, hindari makan makanan mengandung lemak trans seperti produk olahan susu tinggi lemak dan gorengan dapat menyebabkan kegemukan dan meningkatkan kadar kolesterol, serta berkaitan dengan risiko penyakit jantung dan stroke.
9. Pemanis buatan itu aman
Meskipun banyak orang berpendapat bahwa zat pemanis buatan diregulasi secara ketat oleh Food and Drug Adminustration (FDA), tetapi banyak zat makanan tambahan yang masuk pasar tanpa ada anjuran takaran.
Hal ini lah yang perlu anda perhatikan. Anda harus tahu mengenai jumlah anjuran takaran yang sesuai untuk kebutuhan penderita diabetes.
Dari ulasan di atas dapat diambil inti bahwa penderita diabetes harus memperhatikan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Boleh mengonsumsi makanan manis namun dengan catatan harus dalam batas yang dianjurkan dan tidak berlebihan.
Baca Juga: 5 Sayur-sayuran Bisa Mengontrol Gula Darah agar Tidak Naik, Cocok bagi Penderita Diabetes
Selain itu, meminta saran kepada dokter mengenai pantangan dan jumlah asupan makanan dapat membantu mengontrol kadar gula darah agar tetap normal.
Perlu diingat bahwa setiap penderita satu dengan yang lain memiliki kondisi dan daya penerimaan tubuh terhadap pengobatan, penanganan, serta makanan yang dikonsumsi memberikan dampak yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, kebijaksanaan pembaca dalam menyikapi informasi sangat diperlukan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis sebagai informasi dan menambah wawasan berdasarkan sumber yang disampaikan oleh ahli dan telah melalui penelitian. Penulis tidak mengarang mengenai hasil penelitian dan sumber acuan yang terdapat di dalam artikel.***