4 Tanda-tanda Anda Mengalami Kelelahan Mental Parah, Seperti Gangguan Tidur Sebabkan Depresi

- 13 Desember 2020, 06:30 WIB
Ilustrasi kelelahan dan depresi
Ilustrasi kelelahan dan depresi /Andrea Piacquadio/pexels

RINGTIMES BANYUWANGI – Dalam suatu pekrjaan atau hal apapun itu, terkadang kita merasa kesal dan lelah karena sesuatu yang kita kerjaan tidak sesuai dan tidak sempurna.

Hal ini terkadang membuat susah tidur dan gangguan tidur lain yang menimbulkan kecemasan bahkan depresi akibat aktivitas sehari-hari yang tidak dapat terselesaikan dengan sempurna.

Para psikolog akhir-akhir ini juga menyatakan bahwa sekitar setengah laporan adanya peningkatkan permintaan untuk perawatan gangguan stress hingga 48 persen dan gangguan tidur-bangun akibat merasa kelelahan.

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Ringtimesbanyuwangi.com melansir dari situs psychologytoday.com pada 12 Desember 2020, di bawah ini terdapat tanda-tanda kelelahan yang melampaui kelelahan, kemarahan, dan peningkatan penyakit fisik yang terkenal.

Jika dibiarkan menjadi lebih kronis dan meluas, dapat menyebabkan masalah psikologis (dan medis) yang lebih serius bahkan hingga depresi.

1. Merasa tidak empatik atau menyerap trauma atau rasa sakit emosional

Anda mungkin pernah mendengar istilah kelelahan kasih sayang (CF). 

Ada hubungan terbalik yang terdokumentasi dengan baik antara empati dan kelelahan yang mengalami kesusahan.

Tidak sedikit dari mereka yang merasa seperti mulai tenggelam dalam rasa sakit mereka, tidak mampu mempertahankan batasan emosional yang sehat.

Baca Juga: Lakukan 4 Cara Efektif Ini Bantu Atasi Serta Turunkan Diabetes dan Kolesterol

2. Melarikan diri dari frustasi

Yang satu ini jarang dibicarakan, namun saya merasa sangat relevan dan penting hari ini,  seperti yang telah kita lihat sejumlah dokter bunuh diri akibat stress. 

Tentu saja, kita tidak bisa serta merta mengaitkan mencabut nyawa seseorang semata-mata karena kelelahan, dan faktor lain seperti cedera moral dapat berkontribusi.

Namun, fantasi pelarian juga bisa mengambil bentuk yang tidak terlalu drastis. Berhenti dari pekerjaan kita dengan segera, mengubah profesi kita, pindah ke negara bagian, negara, atau benua lain adalah contoh agak bercanda, tetapi beratnya pernyataan seperti itu tidak boleh diremehkan.

Baca Juga: 3 Cara Sederhana untuk Mendeteksi Penipuan dan Kebohongan Seseorang Menurut Psikolog

Setiap pengambilan keputuan yang impulsif (misalnya, “Harus membeli rumah baru sekarang!”) Dan keputusan hidup yang lebih besar yang dibuat dengan tergesa-gesa mungkin juga merupakan pelarian dari kenyataan saat ini. 

Beberapa cara untuk keluar dari kenyataan, seperti mengambil cuti akhir pekan karena menonton TV yang berlebihan, mungkin tidak merugikan dan, pada kenyataannya, dapat membantu dalam mengatur ulang tetapi tetap patut diperhatikan.

3. Rutinitas yang sehat sedang menurun

Terlalu banyak menunda jam alarm, tidak makan dengan benar, atau menunda olahraga, meditasi, atau berhubungan dengan orang yang dicintai juga bisa menjadi tanda kelelahan. 

Baca Juga: Benarkan Kebohongan Anak Menjadi Tanda Kecerdasan? Bunda Harus Tahu, Ini Penjelasannya

Mengubah rutinitas kita mungkin akibat dari memaksakan diri terlalu keras untuk mengakomodasi pasien yang terus meningkat. 

Meskipun meregangkan jadwal kita sesekali untuk mengambil rujukan baru tidak dengan sendirinya menjadi masalah, terlalu sering melanggar waktu pribadi kita dapat menyebabkan perasaan seperti batasan kita dilanggar. 

Menjaga rutinitas yang sehat, secara metaforis, merupakan perancah yang membuat kita tetap tegak dan mampu tetap stabil sepanjang masa krisis.

4. Anhedonia (yaitu kesulitan merasakan emosi positif)

Kelelahan dapat memanifestasikan dirinya sebagai perasaan tidak termotivasi dan tidak dapat merasakan kegembiraan atau kegembiraan.

Baca Juga: Mampu Mencegah Stroke dan Kanker, Berikut Cara Antioksidan Lawan Radikal Bebas

Daftar yang harus dilakukan terasa terlalu membebani dan bahkan pemikiran tentang aktivitas yang mungkin membuat kita bersemangat di masa lalu sekarang menjadi terlalu membebani.

Ini mungkin juga terkait dengan fakta bahwa kita memperoleh emosi positif dari pekerjaan yang positif seperti membantu, memengaruhi kehidupan dengan cara yang positif, dan melihat hasil.

Jadi, berbicara tentang kelelahan, kesehatan mental, kita harus berhenti membakar diri sendiri hanya untuk membuat orang lain tetap hangat.***

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Psychology Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah