Di Thailand Sampah Plastik Meningkat Drastis Hingga 800 Ton

12 Mei 2020, 13:48 WIB
/

 

RINGTIMES BANYUWANGI – Perkembangan teknologi semakin maju, kini segala hal menjadi mudah dilakukan, seperti ketika ingin membeli sesuatu, dapat dilakukan tanpa harus keluar rumah.

 

Jasa Food delivery atau pesan antar makanan merupakan salah satu jasa yang sekarang ini lumrah digunakan.

 

Adanya aplikasi ojek online serta berbagai pilihan restoran semakin memudahkan dan membantu manusia dalam mencari makan di tengah pandemi covid-19.

Baca Juga: Krisis Finansial?, Berikut 3 Aplikasi Android Bisa Hasilkan Uang

Namun, siapa sangka, masalah baru justru muncul seiring dengan populernya kebiasaan memesan makanan secara online tersebut.

Sampah plastik yang biasa digunakan untuk membungkus makanan kini melonjak drastis.

 

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia, Thailand mengalami peningkatan jumlah sampah plastik hingga 800 ton per hari.

Baca Juga: Tragedi Kapal Tanker Terbakar di Pelabuhan Belawan, 5 Orang Tewas

Berdasarkan keterangan Ketua Thailand Environment Institute (TEI) Dr. Wijarn Simachay, Negeri Gajah Putih biasanya hanya memproduksi 5.500 ton per hari.

 

Namun, usai pandemi melanda negara tersebut, jumlahnya bertambah secara drastis hingga 6.300 ton per hari.

 

"Dampak dari layanan pesan antar makanan patut dipertimbangkan, terutama di Bangkok yang berkembang sangat pesat," ujar Dr. Wijarn.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Indonesia 11 Mei 2020, Kematian Mencapai Seribu Jiwa

Penggunaan plastik meningkat tajam, meskipun total sampah yang diproduksi ibu kota Thailand itu sudah mulai menurun.

 

Kota di muara Sungai Chao Praya tersebut biasanya memproduksi hingga 10.500 ton sampah per hari, tetapi telah menurun drastis hingga 12 persen sejak Maret 2020.

Hal ini disebabkan oleh ketiadaan wisatawan mancanegara yang biasa membanjiri Bangkok.

Baca Juga: Berikut Tips Hidup Terjangkau Selama Krisis Covid-19 ala Prita Ghozie

"Tetap saja, jumlah sampah plastik di Bangkok telah melonjak di masa-masa seperti ini. Pertumbuhannya sangat signifikan," sambungnya.

 

Dr. Wijarn menambahkan bahwa kota itu kini menghasilkan nyaris 3 ribu ton sampah plastik per hari.

Plastik memang produk yang sangat tahan lama, baru akan terurai setidaknya setelah 400 tahun, dan mereka menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Baca Juga: Gubernur Jatim Khofifah Resmi Kirim Permohonan PSBB untuk Malang Raya

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Sampah Plastik Meningkat Drastis Bertambah Hingga 800 Ton Perhari di Thailand Selama Covid-19

Berdasarkan Departemen Pengendalian Polusi Thailand, plastik meningkatkan jumlah sampah keseluruhan hingga 12 persen per tahun. Angka ini setara dengan 2 juta ton per tahun.

 

Kini, hanya 25 persen yang mampu didaur ulang ketika sebagian besar sampah plastik merupakan produk sekali pakai yang berakhir di TPA atau selokan.

 

Beberapa tahun terakhir, kampanye antiplastik telah mampu meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap isu lingkungan di Thailand.

Baca Juga: Kabar Terbaru!, Kini KAI Akan Mulai Operasikan Kereta Luar Biasa

Pada Rabu 1 Januari 2020, negara ini akhirnya mendukung gerakan nasional pelarangan kantong keresek sekali pakai secara sukarela.

 

Aksi tersebut juga disokong oleh Asosiasi Retail Thailand dengan anggota berjumlah 24.500 distributor retail di seluruh negeri.

 

Namun, di tengah krisis virus covid-19, Dr. Wijarn memperingatkan bahwa pembatasan aktivitas masyarakat dan pertumbuhan kegiatan pesan antar bisa mengagalkan aksi nasional pengurangan sampah plastik.

Baca Juga: MPR: Pemerintah Jangan Relaksasi PSBB Meski Angka Covid-19 Turun

"Satu pesanan bisa menghasilkan empat benda berbahan plastik. Beberapa makanan seperti mi kuah datang dengan berbagai jenis kantong plastik," tuturnya.

 

"Berbagai jenis plastik bisa didaur ulang, tetapi masalah hari ini ialah tak semua plastik masuk ke sistem pengolahan sampah," tegasnya.(Penulis:Galih Ferdiansyah) 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: portaljember.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler