Sebut OTG Tidak Sebarkan Virus, WHO Dikecam Imunologi Amerika Serikat

11 Juni 2020, 13:23 WIB
Ilustrasi Covid-19. //Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI - Pakar imunologi Amerika Serikat dr. Anthony Fauci baru-baru ini mengecam pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, 10 Juni 2020 kemarin.

Sebelumnya, WHO mengklaim orang tanpa gejala (OTG) tidak dapat menyebarkan virus corona baru (Covid-19) kepada orang lain.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman New York Post, Fauci mengatakan, pernyataan dari WHO tidak didasari oleh bukti-bukti yang sudah ada.

Baca Juga: Inilah Resep Mudah Membuat Pizza Mie Instan yang Lezat dan Sederhana

"Apa yang terjadi beberapa hari yang lalu seorang anggota WHO mengatakan bahwa penularan dari orang tanpa gejala (OTG) ke masyarakat sangat jarang terjadi bahkan tidak mungkin terjadi. Mereka berjalan mundur karena tidak ada bukti yang menunjukkan kebenaran terkait pernyataan itu," ujar Fauci.

Lebih lanjut Fauci menjelaskan, melihat hasil penelitian sebelumnya sudah dilakukan, pasien OTG memiliki potensi sama dalam penyebaran virus corona kepada masyarakat umum.

"Dan fakta dari bukti yang kita miliki, mengingat persentase sekitar 25 hingga 45 persen dari total pasien terinfeksi, kemungkinan tanpa gejala. Dan kita tahu dari studi epidemiologi bahwa mereka dapat menyebarkan virus ke orang-orang sehat, bahkan ketika mereka tanpa gejala," jelasnya.

Baca Juga: Berikut ini Adalah 4 Tips Ampuh Agar Hubungan Tetap Langgeng

Menurutnya, WHO akan mengalami kemunduran jika terus memberikaan pernyataan tanpa didasari dengan bukti yang valid.

"Jadi, untuk membuat pernyataan tanpa ada bukti dan mengatakan orang tanpa gejala tidak bisa menyebarkan virus, itu tidak benar. Dan itulah alasan mengapa WHO akan selalu tertinggal," tuturnya.

Fauci mengklaim bahwa virus corona merupakan suatu infeksi yang sangat tidak biasa.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Suami Menikah Lagi Tanpa Sepengetahuan Istri?

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Sebut OTG Tak Sebarkan Virus Corona, WHO Dikecam Pakar Imunologi Amerika Serikat

Menurut Fauci, keputusan beberapa negara yang mengakhiri kebijakan loockdown dengan terburu-buru akan memberikan kesempatan virus tersebut untuk kembali menyebar.

Fauci kemudian mengonfirmasi bahwa vaksin untuk Covid-19 akan tersedia pada Desember 2020 mendatang.

Sebelumnya, pada Senin 8 Juni 2020 lalu, Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO, dr. Maria Van Kerkhove menyebut, penularan Covid-19 dari pasien OTG ke masyarakat umum tidak mungkin terjadi.

Baca Juga: Kunjungan Pariwisata ke Jawa Barat Tinggal 20 Persen, Akibat Covid-19

"Dari data yang kami miliki, tampaknya orang yang asimptomatik tidak akan mentransmisikan virus ke individu yang lain," ucap Maria.

Namun, pernyataan yang diberikan oleh Maria justru mendapatkan kecaman dan kritik dari para pakar dan ilmuwan di seluruh dunia.

Melihat banyaknya kritik dan kecaman yang diberikan, Maria menegaskan bahwa pernyataannya masih bersifat sementara dan bisa berubah kapan saja.

Baca Juga: Bayar 10 Miliar!, Kini Polisi yang Terlibat Kasus Kematian George Floyd Bebas

Sementara itu, hingga saat ini Covid-19 sudah menginfeksi lebih dari 7,4 juta orang di 213 negara.

Total yang tercatat per Kamis, 11 Juni 2020 mencapai 7.446.229 kasus, 418.137 di antaranya meninggal dunia dan 3.728.972 lainnya dinyatakan sudah sembuh.

Saat ini AS menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia dengan total melebihi 2 juta kasus.

Baca Juga: Seniman Surabaya Dipanggil Polisi Terkait Video Viral di Medsos, Monyong: Tidak Tau Siapa Yang Lapor

Hampir setengah dari jumlah pasien positif yang terkonfirmasi di AS dinyatakan telah sembuh dari pandemi, yakni sebanyak 807.410 orang.

Meskipun begitu, AS juga tercatat memiliki angka kematian tertinggi akibat Covid-19 jika dibandingkan negara-negara lainnya, yaitu total mencapai 115.130 korban jiwa.(Sarah Nurul Fatia).

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler