Memanas, Kini Tiongkok Dikabarkan Tabrak Nelayan Vietnam

14 Juni 2020, 18:18 WIB
Ilustrasi Kapal nelayan //Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI – Kini Republik Rakyat Tiongkok (RRT) semakin agresif untuk menguasai wilayah nine dash line di Laut China Selatan.

Meski ditentang oleh negara Asia Tenggara yang memiliki wilayah laut di sana, Pemerintah Tiongkok terus menerbitkan kebijakan sepihak untuk perairan tersebut.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Express, belum lama ini mereka mengumumkan larangan penangkapan ikan di Laut China Selatan.

Baca Juga: Indonesia Berduka, Mantan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo Meninggal Dunia

Pemerintah RRT mengklaim keputusan unilateral itu diambil demi melindungi kepentingan ekologis dan lingkungan.

Namun, Filipina dan Vietnam menolaknya dengan tegas dan menentang upaya penegakan aturan sepihak tersebut.

Alhasil, terjadi sebuah insiden mengejutkan yang melibatkan Vietnam dan Tiongkok.

Baca Juga: Intip 3 Resep Kreasi Kopi yang Mudah dan Bisa Dibuat di Rumah

Menurut surat kabar Pemerintah Vietnam, Tuoi Tre, peristiwa tersebut berlangsung di Pulau Parcel dekat Pulau Lincoln, Kepulauan Paracel.

Pulau Lincoln merupakan sebuah karang yang diklaim kedua negara, tetapi kini dikendalikan oleh Tiongkok.

Nahkoda kapal nelayan Vietnam, Nguyen Loc mengaku dirinya ditubruk kapal Tiongkok bernomor 4006.

Baca Juga: MasyaAllah!, Pengakuan Seorang Mualaf Daud Kim, Islam Cocok di Korea

Insiden itu menyebabkan 16 anak buah kapal (ABK) yang bekerja pada Nguyen melompat ke laut.

Orang-orang Tiongkok kemudian mengepung kapal Vietnam dan Nguyen dipaksa menandatangani surat penyitaan barang.

Sebelum dilepas, ia harus membayar denda senilai 21 ribu Dolar AS dan menyerahkan berton-ton ikan hasil tangkapannya.

Baca Juga: Olahan Bread Banana Empat Menit, Dapat Menemani Anda Saat #dirumahaja

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Laut China Selatan Memanas, Tiongkok Dikabarkan Tabrak Nelayan Vietnam Hingga 16 ABK Lompat ke Laut

Nguyen akhirnya bisa kembali ke daratan setelah dibantu kapal-kapal Vietnam lainnya.

Gambar satelit menunjukkan bahwa kapal penjaga pantai milik Tiongkok memang sudah beroperasi di wilayah tersebut.

Sayangnya, tak begitu jelas jumlah kapal yang aktif untuk berpatroli di perairan sengketa itu.

Baca Juga: Ditemukannya Peluang Untuk Penemuan Vaksin sebelum awal tahun 2021

Tak jauh dari Pulau Lincoln, sekitar 25 mil atau 40 km, Tiongkok membangun pangkalan militer terbesar di Pulau Woody.

Memang RRT bersikukuh mengklaim perairan-perairan yang secara hukum internasional dimiliki oleh Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei.

Mereka juga terus membangun pangkalan militer untuk memperkuat pengawasan daerah sengketa, baik di pulau buatan atau bukan.

Baca Juga: Berikut ini Syarat Jika Pelaksanaan Akad Nikah Digelar di Luar KUA

Kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya. Pada Kamis 2 April 2020 silam, penjaga pantai Tiongkok menenggelamkan kapal Vietnam karena bertengkar.

Pemerintah Vietnam kemudian mengecam dan mengatakan, tindakan Tiongkok membahayakan nyawa warga negaranya, merusak properti dan kepentingan nasional.

Beijing membalasnya dengan mengklaim kapal Vietnam dulu yang memulai perseteruan hingga pada Jumat 1 Mei 2020 RRT melarang penangkapan ikan di atas garis 12 Lintang Utara.(Penulis: Mahbub Ridhoo Maulaa)

Baca Juga: Anda Pengguna Ojol? Ini Prosedur Sehat Naik Ojol di Tengah Pandemi

 

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler