TKI Disiksa di Arab Saudi, Mata Disiram Klorin dan Tangan Disetrika

14 Juli 2020, 19:45 WIB
Ilustrasi penganiayaan /net/

RINGTIMES BANYUWANGI - Nasib tragis menimpa seorang pekerja migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Saat ini ia tengah dalam kondisi kritis akibat penyiksaan yang diduga dilakukan oleh keluarga majikannya di Arab Saudi.

Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Eko Hartono mengatakan, TKI tersebut bernama Sulasih binti Sukiran Sadli, asal Demak, Jawa Tengah.

Baca Juga: Pemkot Serahkan Keputusan Pembelajaran Tergantung Izin Orang Tua Siswa

Ia kini dalam kondisi tak sadarkan diri di rumah sakit di Jeddah.

"Sulasih mengalami dugaan penyiksaan berupa mata disiram air klorin yang menyebabkan biru-biru dan sulit dibuka," kata Eko, Selasa, 14 Juli 2020.

Eko menambahkan, Sulasih tak cuma mengalami luka di mata. Kedua tangannya diduga disetrika serta wajah bengkak seperti bekas dipukuli.

Baca Juga: Terbaru Juli 2020, Inilah Harga HP Oppo mulai dari Oppo A9, A12, A5s, A92, Oppo Reno, A31, A5, K3, A

Bahkan, kemaluannya diduga diinjak-injak oleh majikan perempuan, yang merupakan istri dari seorang perwira muda imigrasi di Jeddah.

"Jadi memang keterlaluan dan sangat memprihatinkan juga penyiksaan oleh majikan perempuannya," ungkap dia.

Setelah mendapatkan laporan dari SMBI Jeddah, ujar Eko, KJRI langsung mendatangi Sulasih yang dibawa oleh majikan pria ke rumah sakit.

Baca Juga: Dalam Sebuah Unggahan Video Hana Hanifah Disebut Mirip Hilda, Kriss Hatta: Mau Gak Jadi Calon Aku?

Berita ini sebelumnya telah terbit di Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dengan judul Tragis, TKI di Arab Saudi Disiksa, Mata Disiram Klorin dan Tangan Disetrika

"Saat kami datang kondisi korban saat itu masih syok dan menangis. Korban bercerita disiram air klorin matanya makanya biru-biru. Mata kanannya masih bisa membuka sedikit. Terus tangannya bekas disetrika," terang Eko menambahkan.

Eko melanjutkan, saat staf KJRI Jeddah mendatangi rumah sakit. Di sana sudah terdapat keluarga majikan dan polisi yang sedang patroli.

Kemudian staf KJRI Jeddah langsung segera melaporkan ke polisi mengenai dugaan adanya kekerasan.

Baca Juga: Tak Perlu Beli Obat Batuk, Delapan Jenis Buah ini Dipercaya Bisa Jadi Pereda Batuk

"Kita langsung blok majikannya supaya tidak kabur dan lapor polisi. KJRI sebagai pelapor, dan pihak majikan di-BAP (diperiksa) di kantor polisi. Di situ kami menyampaikan kondisi Sulasih dan melaporkan majikannya," paparnya.

Kini, polisi tengah mendalami kasus tersebut dengan mengumpulkan bukti-bukti dan mencari tahu motif di balik dugaan penyiksaan dengan mewawancarai korban yang kini masih terbaring lemah di rumah sakit.

"Memang arahnya ke penuntutan tapi tentunya pihak berwenang dan penuntut perlu mengumpulkan bukti-bukti. Jadi terduga pelaku adalah istri majikan, majikan pria adalah seorang perwira muda imigrasi," katanya, seperti ditulis BBC News Indonesia.

Baca Juga: Terseret Kasus Prostitusi Online, Artis FTV HH Rela Dibayar Rp 20 Juta, Berikut Sebelas Faktanya

Eko menambahkan, berdasarkan informasi dari korban, Sulasih bekerja sejak November tahun lalu di keluarga tersebut. Ia mulai mengalami dugaan penyiksaan sejak Februari lalu, namun tidak melaporkan ke pihak KJRI.

Sulasih telah bekerja sebagai PRT lebih dari 25 tahun di Arab Saudi. KJRI hari ini akan kembali ke rumah sakit untuk menggali informasi dari korban.

Visa ziarah

Kabar Sulasih dirawat datang dari anaknya, Anggi. Anggi ini kemudian meminta bantuan KJRI di Jeddah dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) di kota tersebut.

Baca Juga: Jangan Salah, Konsumsi Daun Pepaya Ampuh Obati Penyakit, Salah Satunya Mencegah Kanker

"Berdasarkan keterangan Anggi, kondisi Sulasih penuh dengan luka, kepala sepertinya dibenturkan dengan benda keras, telinga bengkak dan kedua tanganya ada bekas setrika," terang Roland Kamal dari SBMI Jeddah.

Anggi, menurut SBMI, meminta KJRI Jeddah memberikan perlindungan agar ibunya mendapatkan perawatan. Bahkan bisa dipulangkan setelah hak-haknya sebagai korban dipenuhi.

Roland mengatakan, Sulasih masuk ke Saudi bukan sebagai tenaga kerja. Ia masuk dengan visa ziarah dan berangkat pada November tahun lalu.

Baca Juga: Ternyata Begini Penyebab Merasa Lelah Selama Pandemi Meski Tak Melakukan Apapun

"Kerja baru dua bulan sudah dapat perlakuan tidak enak dari majikan wanita, di waktu itu ibu Sulasih masih pegang telepon seluler. Selang satu bulan sudah hilang kontak dengan keluarga, dan baru menghubungi keluarga lebaran hari pertama," jelas Roland.

"Itu pun didampingi majikan perempuannya dan waktu dibatasi, sampai ada kabar ini," kata Roland mengutip informasi dari Anggi, putra Sulasih.(Lucky M. Lukman/Galamedia News).***

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler