Kudeta Militer Myanmar, Dewan Keamanan PBB Serukan Pembebasan Aung San Suu Kyi

- 5 Februari 2021, 08:18 WIB
Kudeta Militer Myanmar, Dewan Keamanan PBB Serukan Pembebasan Aung San Suu Kyi
Kudeta Militer Myanmar, Dewan Keamanan PBB Serukan Pembebasan Aung San Suu Kyi /twitter.com/@Reuters/

RINGTIMES BANYUWANGI – Atas penahanan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang ditahan oleh militer, Dewan Keamanan PBB menyerukan pembebasannya, dan menekankan perlunya menegakkan demokrasi.

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menekankan perlunya menegakkan lembaga dan proses demokrasi, menahan diri dari kekerasan, dan menghormati hak asasi manusia, yang merupakan kebabsan fundamental dan supremasi hukum.

Peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi belum terlihat sejak penangkapannya. Polisi telah mengajuka tuntutan terhadapnya karena mengimpr secara ilegal dan menggunakan enam radio walkie-talkie yang ditemukan di rumahnya.

Baca Juga: Gratis Ongkir Rp0 & ShopeePay Deals Rp1 Menanti di Promo Bulanan Shopee SMS!

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Channelnewsasia.com, Jumat 5 Februari 2021, lebih dari 140 orang telah diahan sejak kudeta tersebut, termasuk aktivis, anggota palemen dan pejabat dari pemerintahan Aung San Suu Kyi, kata Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar.

Sedikitnya empat orang ditangkap pada hari Kamis, termasuk tiga orang yang mengambil bagian dalam demokrasi di jalan, dan seorang remaja yang membenturkan pot sebagai bagian dari protes malam terhadap kudeta.

Seorang pendukung lama Aung San Suu Kyi, Win Htein mengatakan kepada Reuters pada Jumat pagi bahwa Aung San Suu Kyi telah ditangkap dan dibawa oleh petugas polisi dengan mobil dari Yangon ke ibu kota, Naypyidaw.

Baca Juga: PBB Bakal Beri Sanksi Korea Utara, Sebut Kerja Paksa dan Penyiksaan Kian Merajalela

Baca Juga: Kamp di Nineveh Irak akan Ditutup Paksa, Pengungsi Khawatir Tidak Memiliki Tempat Tinggal

Di negara dengan sejarah berdarah penumpasan demonstrasi, tidak ada pencurahan masaa oposisi di jalanan.

Tetapi, para dokter telah membantu mempelopori kampanye pembangkangan sipil yang juga diikti oleh beberapa pegawai pemerintahan, pelajar, dan kelompok pemuda lainnya.

Transisi Myanmar yang panjang dan bemasalah menuju demokrasi tergelincir ketika komandan militer Min Aung Hlaing mengambil alih kekuasaan, dan mengatan ada ketidakberesan dalam pemilihan November, di mana partai Aung San Suu Kyi menang telak.

Baca Juga: PBB Mendesak Negara-negara untuk Memulangkan 27.000 Anak dari Kamp Suriah

Hlaing bergerak cepat untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya pada kekuasaan. Dia mngatakan keada semua kelompok bisnis bahwa dia dapat tetap bertanggung jawab selama enam bulan setelah keadaan darurat satu tahun berakhir untuk mengadakan pemilu yang adil.

Putri mantan pahlawan kemerdekaan koloni Inggris Aung San dan pemimpin lama gerakan demokrasi, Aung San Suu Kyi menghabiskan sekitar 15 tahun dalam tahanan rumah antara tahun 1989 dan 2010. Dia dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991.

Dia tetap sangat populer di rumah meskipun reputasi internasionalnya rusak atas penderitaan pengungsi Muslim Rohingya.***

Editor: Lilia Sari

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah