Baca Juga: Terbaru, China dan Amerika Serikat Jadikan Myanmar Sebagai Medan Perang
Mereka tidak takut akan peringatan junta militer bahwa demonstran bisa ditembak di kepala dan punggung. Sementara para Jenderal negara itu merayakan Hari Angkatan Bersenjata.
"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," kata DR.Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti junta yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, kepada forum darling.
"Para jenderal militer merayakan Hari Angkatan Bersenjata setelah mereka baru saja membunuh lebih dari 300 warga sipil tak berdosa," katanya, memberikan perkiraan kasar jumlah korban sejak protes pertama meletus beberapa pekan lalu.
Sekitinya empat orang tewas ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan ke kerumunan yang memprotes di luar kantor polisi di pinggiran kota Yangon, pada Sabtu dini hari, Myanmar Now melaporkan. Sedikitnya 10 orang terluka, kata portal tersebut.
Tiga orang, termasuk seorang pemuda yang bermain di tim sepak bola lokal U-21, ditembak dan tewas dalam protes di distrik Insein di kota itu, kata seorang tetangga kepada Reuters.
Tiga belas orang tewas dalam berbagai insiden di Mandalay, kata Myanmar Now. Kematian juga dilaporkan dari wilayah Sagaing dekat Mandalay, kota Lashio di timur, di wilayah Bago, dekat Yangon, dan tempat lain, katanya.
Myanmar Now mengatakan total sedikitnya 50 orang tewas pada hari Sabtu. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban tewas.
Sebelumnya, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan bahwa korban tewas akibat kekerasan oleh junta militer Myanmar sampai saat ini berjumlah 320 orang.
Masih menurut advokasi non-profit AAPP dari 320 korban tewas sekitar 90 persen ditembak mati oleh junta militer Myanmar dan 1 per 4-nya di tembak di kepala.