Jendral Myanmar Tak Bisa Berkutik, Jepang Dukung Indonesia Hentikan Kudeta Militer

- 1 April 2021, 21:34 WIB
SAKIT JIWA - Ini benar-benar 'mahluk' sakit jiwa.  Setelah membunuh lebih 324 warganya,  jenderal senior Min Aung Hlaing tega-teganya menyatakan,  militer akan melindungi rakyat Myanmar dan berjuang untuk demokrasi./FOTO: SLATE & PENNLIVE/GRAFIS: OKTAVIANUS  CORNELIS/
SAKIT JIWA - Ini benar-benar 'mahluk' sakit jiwa. Setelah membunuh lebih 324 warganya, jenderal senior Min Aung Hlaing tega-teganya menyatakan, militer akan melindungi rakyat Myanmar dan berjuang untuk demokrasi./FOTO: SLATE & PENNLIVE/GRAFIS: OKTAVIANUS CORNELIS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS/

Baca Juga: Kecam Milter Myanmar, China Turun Tangan Atasi Kekacauan yang Makin Kelabu

Baca Juga: Kudeta Militer Myanmar, Dewan Keamanan PBB Serukan Pembebasan Aung San Suu Kyi

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari Japan Times, Jepang dan Indonesia pada Selasa30 Maret 2021, menyetujui kesepakatan yang memungkinkan ekspor peralatan pertahanan buatan Jepang ke Indonesia.

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan dia berharap pakta yang diharapkan akan menjadi dasar kerjasama keamanan lebih lanjut antara kedua negara.

Hal ini ia sampaikan ketika dia bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelang pertemuan yang disebut dua-plus-dua antara empat menteri.

“Untuk mewujudkan visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, saya ingin meningkatkan kerja sama khusus,” kata Perdana Menteri Yoshihide Suga kepada para menteri Indonesia di kantornya.

Dalam pembicaraan tersebut, mereka juga sepakat untuk berkoordinasi erat terkait krisis di Myanmar, di mana militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1 Februari, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengutuk keras berlanjutnya penggunaan kekerasan oleh pasukan keamanan Myanmar terhadap pengunjuk rasa damai, yang mengakibatkan banyak korban.

Sebelumnya, Perdana Menteri Yoshihide Suga sempat melakukan perjalanan ke Vietnam dan Indonesia Oktober 2020 lalu untuk perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat.

Saat itu, dia setuju dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan negosiasi perjanjian alutsista.

Halaman:

Editor: Kurnia Sudarwati

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah