Bantuan Lambat Cair, Perempuan di Thailand Nekat Minum Racun Tikus

- 29 April 2020, 17:40 WIB
/

Attachak Sattayanurak, seorang dosen di Universitas Chiang Mai yang penelitian akademisnya tentang kaum miskin kota telah membawanya bertemu dengan banyak warga Thailand yang mendaftar program bantuan itu, mengatakan bahwa kasus perempuan yang mengonsumsi racun itu merupakan simbol dari masalah yang jauh lebih besar.

Baca Juga: Tengah Menjadi Perhatian, Ashanty : Kondisinya Sempat Tak Stabil

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Bantuan Lambat Cair Saat Karantina, Perempuan di Thailand Minum Racun Tikus

"Upaya bunuh diri publik mencerminkan keputusasaan absolut dari satu orang biasa yang mencoba mengirim pesan bahwa pemerintah tidak melindungi rakyat kecil," katanya.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa bahwa ia sangat menyadari perjuangan yang dihadapi warga, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.

"Kami melindungi seluruh warga dari semua sektor, baik petani, pekerja lepas, pekerja formal atau informal," katanya.

Baca Juga: Berkali Lipat, Media Asing Tuding Indonesia Memalsukan Data Covid-19

Kelompok-kelompok bisnis memperkirakan bahwa 10 juta orang, atau 26% dari tenaga kerja negara itu, akan kehilangan pekerjaan jika wabah itu berlangsung beberapa bulan, terutama karena pembatasan pada sejumlah sektor, termasuk ritel dan konstruksi.

Secara keseluruhan, 24 juta orang mengajukan permohonan bantuan kemanusiaan dan hingga pekan ini, 7,5 juta telah menerima pembayaran pertama dari tiga bulanan 5.000 baht atau setara Rp.2.390.000, kata Menteri Keuangan Uttama Savanayana.

Sebanyak 16 juta pendaftar dinilai memenuhi kriteria, tetapi hanya 10,6 juta dari mereka yang telah disetujui, sisanya masih dievaluasi, kata menteri.

Halaman:

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x