Gejala-gejalanya termasuk demam, kedinginan dan sesak napas. Pasien juga mengalami abadai sitokin, kondisi yang mengancam jiwa di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat.
Namun Harkin mengatakan sampel hidung dari pasien kembali negatif untuk Covid-19.
Baca Juga: BNI Hi-Movers Memberi Kontribusi Langsung Dalam Penanggulangan Dampak COVID-19
Gejala-gejala pasien dengan cepat membaik setelah dia diberi beberapa antibiotik dan perawatan standar lain untuk infeksi paru-paru. Tetapi pada hari kelima kondisi pasien memburuk lagi.
Obat diberikan, tanpa perbaikan klinis. Pemindaian paru-paru pria itu menunjukkan tanda peradangan seperti halo di paru-paru kanan, yang menurut ahli radiologi bisa jadi infeksi jamur.
"(Peradangan) itu tidak khas dari temuan CT yang dilaporkan sebelumnya untuk Covid-19," kata surat kabar itu.
Baca Juga: FBI Tangkap Bill Gates Atas Tuduhan Terorisme Biologis Ciptakan Covid-19?
Namun, tim mencurigai bahwa pasien tersebut mungkin menderita Covid-19 dan lelaki itu dites untuk virus corona lagi pada hari ketujuh. Tes-tes ini juga mengembalikan hasil negatif.
Tim Gunung Sinai memutuskan untuk mendapatkan sampel menggunakan metode yang dikenal sebagai bronchoalveolar lavage (BAL).
BAL melibatkan memasukkan tabung ke paru-paru pasien untuk mengekstraksi cairan dan jaringan.