Tim Medis Nyatakan Hasil Autopsi George Floyd Positif Virus Corona

- 4 Juni 2020, 18:16 WIB
Poster mengenang sosok George Floyd yang beredar di media sosial. Twitter @BlackLivesUU
Poster mengenang sosok George Floyd yang beredar di media sosial. Twitter @BlackLivesUU /

RINGTIMES BANYUWANGI – Kematian George Floyd ramai diperbincangkan dan menimbulkan amarah seluruh masyarakat di dunia.

Pasalnya, kematian George Floyd dinilai sebagai bentuk rasisme yang dilakukan oleh polisi Minneapolis.

Dikutip dari NBC News oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Kamis, 4 Juni 2020, laporan hasil autopsi George Floyd yang dirilis oleh Hannepin County Medical Examiner menyatakan bahwa Floyd dinyatakan terinfeksi Virus Corona tanpa gejala sejak bulan April.

Baca Juga: Mahasiswa di Jakarta Unjuk Rasa Tuntut Jokowi Turun?, Cek Faktanya

Andrew M Baker, kepala pemeriksa medis Hannepin mengatakan bahwa George Floyd pertama kali dites positif virus corona pada 3 April, hampir dua bulan sebelum kematiannya.

Selain itu, departemen Kesehatan Minnesota mengatakan kemungkinan besar itu adalah hasil positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya.

Tidak ada bukti bahwa Virus Corona berperan besar atas meninggalnya George Floyd.

Baca Juga: Ekonom INDEF: Motif Terlihat Jelas di Tengah Pandemi COVID-19

Pemeriksa medis juga mengatakan ada kondisi 'signifikan' lain yang mendasari kematiannya. Termasuk penyakit jantung hipertensi, keracunan fentanyl, dan penggunaan metamfetamin baru-baru ini.

Selain itu, dikutip dari MSN, dalam laporan autopsi itu juga mencatat bahwa paru-paru George Floyd tampak sehat tetapi ada penyempitan pembuluh darah di jantung.

Pemeriksa medis telah merilis ringkasan laporan pada hari Senin, yang memutuskan cara kematian Floyd sebagai pembunuhan.

Baca Juga: Tak Sejalan dengan Trump, Barack Obama Puji Aksi Protes Demonstran

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Hasil Autopsi Lengkap, Tim Medis Temukan George Floyd Positif Virus Corona Sejak April

Disebutkan bahwa penyebab kematiannya adalah "henti jantung-paru yang menyulitkan penegakan hukum, pembatasan, dan kompresi leher."

Namun, Kesimpulan-kesimpulan itu berbeda dengan otopsi independen yang dilakukan oleh patolog untuk keluarga Floyd.

Autopsi itu menyimpulkan bahwa ia tidak memiliki masalah medis mendasar yang berkontribusi pada kematiannya.

Baca Juga: Lihat Azriel Tengah Emosi, Aurel Hermansyah Tenangkan Sang Adik

Ahli patologi juga mengatakan dia meninggal setelah aliran darah dan udara terputus ke otaknya, menyebabkan dia mati karena asfiksia mekanik.

Michael Baden, mantan pemeriksa medis Kota New York yang berada di antara dua dokter yang melakukan autopsi pribadi untuk keluarga Floyd minggu lalu, mengatakan para pejabat daerah tidak memberitahunya kalau Floyd telah dinyatakan positif terjangkit COVID-19.

"Direktur pemakaman tidak diberitahu, dan kami tidak diberitahu, dan sekarang banyak orang bergegas mencoba untuk ikut tes Corona," kata Baden.(penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Selebgram Kekeyi Melanggar Hak Cipta Lagu 'Keke Bukan Boneka'

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x