Para Ahli AS Sebut Kekuatan COVID-19 Melemah, dan Tak Begitu Menular

- 10 Juni 2020, 14:31 WIB
Ilustrasi pandemi global virus corona (Covid-19).*
Ilustrasi pandemi global virus corona (Covid-19).* /- Foto: Pixabay/geralt

RINGTIMES BANYUWANGI - Seorang dokter di Italia, para ahli AS yang menyebut bahwa virus corona sudah mulai melemah dan tidak begitu menular.

Hal itu didasarkan pada bukti menurunnya pasien yang membutuhkan ventilator dalam membantu mereka bernafas ketika dirawat di rumah sakit akibat Covid-19.

Dr Donald Yealy dari University of Pittsburgh Medical Center mengatakan penyakitnya kini mulai melemah.

Baca Juga: AS dan Negara Sekutu Barat Resmi Bentuk Aliansi Anti-Tiongkok

“Virusnya mungkin berubah. Beberapa pola menunjukkan potensi berkurang," ujarnya saat konferensi pers.

Saat ini, di Inggris pemerintah telah melaporkan bahwa ada 40.000 kematian akibat virus corona, sedangkan secara global ada lebih dari 397.000.

Dr Yealy mengatakan fasilitasnya di Pittsburgh telah membantu merawat lebih dari 500 pasien Covid-19 sejak Maret, tetapi dalam beberapa minggu terakhir pasien yang membutuhkan ventilator semakin sedikit.

Baca Juga: Wajib Anda Ketahui, Resep Memasak Oreo Cheese Cake Tanpa di Oven 

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran rakyat tasikmalaya.com dengan judul Setelah Dokter Italia, Para Ahli AS Kini Sebut Kekuatan Virus Corona Melemah dan Tak Begitu Menular

Dia mengatakan kurang dari empat persen tes, dan hanya 0,2 persen tes pada pasien yang tidak menunjukkan gejala, kembali positif.

Hal ini muncul ketika para ahli di Italia mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa virus tidak ada lagi.

Profesor Alberto Zangrillo, kepala perawatan intensif di Rumah Sakit San Raffaele di Lombardy, mengatakan pasien memiliki jumlah virus yang jauh lebih kecil dalam sistem mereka dibandingkan dengan pasien yang dirawat di bulan Maret dan April.

Baca Juga: 4 Pegawai Pemkot Bogor Dinyatakan Positif Covid-19, 1 Warga Kabupaten

Komentarnya datang menjelang penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Massimo Clementi, yang akan diterbitkan minggu depan.

"Kami tidak pernah mengatakan bahwa virus telah berubah, kami mengatakan bahwa interaksi antara virus dan orang yang terpapar telah benar-benar berubah," ujar Prof Zangrillo.

Dia menambahkan bahwa ini bisa disebabkan oleh karakteristik inang atau virus dan mengatakan bahwa para ahli belum mengidentifikasi ini.

Baca Juga: Kini Presiden ingatkan jangan sampai terjadi gelombang kedua COVID-19

Studinya membandingkan sampel dari pasien di rumah sakit Milan pada bulan Maret dengan pasien di rumah sakit yang sama pada bulan Mei.

Clementi adalah direktur laboratorium mikrobiologi dan virologi di San Raffaele dan Prof Zangrillo mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa hasilnya tidak aneh.

Terlepas dari klaim Prof Zangrillo, banyak dokter tetap skeptis dengan temuan tersebut dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan keparahan dan penularan tidak berubah.

Baca Juga: Viral!! Temuan Ganti Ideologi Negara dari Pancasila Jadi Khilafa Buat Kaget Warga NTT

Para ahli di Inggris mengatakan penelitian yang melihat perubahan genetik pada viru
Profesor Martin Hibberd dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine mengatakan tidak ada bukti yang menyarankan pengurangan keparahan sementara Oscar MacLean dari Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow mengatakan hal itu tidak cukup masuk akal karena alasan genetik.

Sementara Leana Wen, seorang dokter darurat dan profesor kesehatan masyarakat di Universitas George Washington mengatakan komentar Prof Alberto memberikan harapan palsu.

“Saran dari dokter Italia berpotensi berbahaya karena memberikan jaminan palsu berdasarkan tidak ada bukti," ujar Wen.
Ia mengatakan tidak ada bukti ilmiah untuk adanya perubahan pada virus corona.
"Ini adalah penyakit yang sangat menular Kita harus berjaga-jaga seperti biasa,” tambahnya (Rahmi Nurlatifah).

 

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x