RINGTIMES BANYUWANGI - Swedia menjadi salah satu negara di benua Eropa yang juga ikut terdampak dari pandemi virus Covid-19.
Namun sejak merebaknya pandemi tersebut, Pemerintah Swedia tidak melakukan pembatasan sosial seperti halnya negara-negara lain di benua Eropa.
Hal tersebut dilakukan Pemerintah Swedia karena berharap dengan ditiadakannya pembatasan sosial bisa menjaga stabilitas ekonomi yang mengharuskan orang-orang tetap beraktivitas di tengah pandemi Covid-19.
Dilansir dari The Sun oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, Perdana Menteri (PM) Swedia dikabarkan dituduh dengan sengaja membiarkan penyebaran Covid-19 di negaranya.
Baca Juga: Tiongkok Akhirnya Larang Trenggiling Dijadikan Obat Tradisional
Kebijakan yang ditempuh PM Swedia, Stefan Lofven dinilai telah 'gagal total'. Hal itu disebabkan Swedia telah mencatatkan sebanyak 4.694 orang meninggal dunia dan 45.133 orang terinfeksi Covid-19.
Ebba Busch-Thor, pemimpin partai Demokrat Kristen menyalahkan strategi Swedia menanggulangi Covid-19 dan hasilnya tidak sedikit jumlah korban meninggal akibat Covid-19.
"Apa yang dapat kami katakan tentang Swedia adalah bahwa banyak dari mereka yang berduka atas kehilangan nyawa, karena Swedia dengan sadar dan sengaja membiarkan penyebaran infeksi yang besar," kata dia.
Baca Juga: AS dan Negara Sekutu Barat Resmi Bentuk Aliansi Anti-Tiongkok
Stefan Lofven mengatakan di masa lalu bahwa dirinya mempercayai orang Swedia untuk bertindak secara bertanggung jawab.