Demonstran Protes George Floyd Meninggal Dunia, Ditembak Gas Air Mata

- 10 Juni 2020, 15:05 WIB
Seorang pengunjuk rasa merusak bangunan O'Reilly's di dekat kantor polisi Third Precinct di Minneapolis. Di lokasi itu, para pengunjuk rasa berkumpul setelah seorang polisi kulit putih tertangkap video sedang menjepitkan lututnya ke leher seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd, yang kemudian meninggal dunia di rumah sakit, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu 27 Mei 2020).
Seorang pengunjuk rasa merusak bangunan O'Reilly's di dekat kantor polisi Third Precinct di Minneapolis. Di lokasi itu, para pengunjuk rasa berkumpul setelah seorang polisi kulit putih tertangkap video sedang menjepitkan lututnya ke leher seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd, yang kemudian meninggal dunia di rumah sakit, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu 27 Mei 2020). /- Foto: ANTARA/REUTERS/NICHOLAS PFOSI/TM

Berdasarkan hasil autopsi awal yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, Sarah terkena serangan jantung secara tiba-tiba.

Kakak perempuan Sarah menyebut, ada kemungkinan adiknya meninggal karena masalah pernapasan setelah terkena tembakan gas air mata.

Baca Juga: AS dan Negara Sekutu Barat Resmi Bentuk Aliansi Anti-Tiongkok

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Ditembak Gas Air Mata hingga Semprotan Merica, Demonstran Protes George Floyd Meninggal Dunia

Meskipun keluarganya mengonfirmasi bahwa Sarah meninggal setelah terkena tembakan gas air mata dan semprotan merica, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematiannya.

Seorang perawat UGD di Rumah Sakit Sycamore melaporkan, kematiannya bisa disebabkan karena overdosis.

Namun, belum ada tes toksikologi yang menunjukkan adanya obat-obatan di dalam tubuhnya. Keluarganya juga mengonfirmasi bahwa Sarah tidak memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba.

Baca Juga: Candi Borobudur dan Prambanan kembali Dibuka Mulai 8 Juni 2020

Menurut laporan media setempat, tubuh Sarah tidak menunjukkan tanda-tanda trauma yang mematikan, dan satu-satunya kondisi medis yang dimilikinya adalah alergi terhadap kacang tanah.

Juru bicara Kota Colombus, Robin Davis mengatakan, kepolisian setempat belum mendapatkan laporan terkait keluhan yang dirasakan oleh para demonstran.

Halaman:

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah