Bocah 15 Tahun Alami Lumpuh dan Stroke Otak, Setelah Main Game Selama Sehari 22 Jam Nonstop

- 11 Juli 2020, 19:30 WIB
ILUSTRASI anak sakit, bocah sakit.*
ILUSTRASI anak sakit, bocah sakit.* /PIXABAY/

RINGTIMES BANYUWANGI - Bermain video game saat ini sudah menjadi hal biasa, hampir semua anak hingga dewasa setiap hari tak bisa lepas dari bermain game.

Kendati demikian, kabar yang membuat miris akibat bermain game terjadi pada anak berusia 15 tahun asal China.  

Anak tersebut tidak bisa menggerakkan lengan dan tangan kirinya.

Baca Juga: Pemeriksaan Polisi kepada Sejumlah Kariyawan dan Kerabatnya atas Kematian dari Editor Metro TV

Hal tersebut membuat kaget orang tua serta keluarganya saat tiba-tiba sang anak alami kelumpuhan.

Diketahui anak itu setiap harinya menghabiskan waktu 22 jam nonstop bermain game komputer selama satu bulan.

Bocah tersebut bernama Xiaobin, saat bermain game selalu asyik dan fokus.

Baca Juga: Sulit Move On?, Kenali Enam Kesalahan ini Kenapa Kamu Sulit Move On

Sang ibu juga awalnya menganggap bermain game hal yang lumrah atau biasa dan tak akan mengakibatkan apa-apa.

Akibat dianggap hal biasa oleh sang ibu, membuat Xiobin menjadi kecanduan dan harus berakhir dilarikan ke rumah sakit di kota Nanning setelah pingsan di rumah.

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari Mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com, Jumat (10 Juli 2020) apa yang dialami Xiaobin pertama kali diungkap Nanning Television.

Baca Juga: LAGU OSING : LIRIK LAGU 'Podo Abote' oleh James AP

Xiaobin diketahui menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiangbin Guangxi sejak insiden yang membuat sang ibu syok tersebut.

Seperti siswa kelas 9 lainnya, Xiaobin banyak beraktivitas di rumah selama lockdown sejak Februari lalu. Seluruh sekolah di China tutup dan memberlakukan pembelajaran daring.

Kepada media lokal ibu Xiaobin mengatakan putranya menghabiskan sebagian besar waktunya di kamar.

Baca Juga: LAGU DANGDUT : Lirik Lagu 'Ku Puja Puja' oleh Ipank

Dikira belajar dan tak macam-macam, ia tak mengira Xiaobin kecanduan akut video game.

Ia mengaku percaya saja saat Xiaobin mengatakan dirinya selalu berada di balik layar komputer untuk mengerkalan kelas online.

“Dia menutup semua jendela dan mengunci pintu kamarnya jadi kami tak tahu apa yang sebenarnya dikerjakan.”

Baca Juga: Inilah Mengapa Sedekah Dihari Jumat Memiliki Keutamaan Tersendiri

Namun akhirnya sang ibu tahu Xiaobin nyaris tak pernah tidur dalam dua bulan terakhir.

Ia menghabiskan 22 jam sehari untuk bermain video game nonstop.

“Dari chat dengan temannya aku tahu anakku tak pernah tidur, hanya dua jam saja sehari,” ujarnya.

Baca Juga: Snapdragon 710 Masih Kurang? Cek 5 Smartphone 730 & 730G Terbaru 2020

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Galamedianews.com dengan judul "Mengaku Belajar Online, Sehari 22 Jam Main Video Game Murid SMP Stroke Otak Hingga Lumpuh"

Xiaobin dilarikan ke rumah sakit pada bulan Maret setelah  tiba-tiba pingsan.

Dokter mendiagnosis siswa SMP itu mengalami stroke otak setelah menjalani CT scan. Dia juga kehilangan sensasi di lengan dan tangan kirinya.

Dokter Li, spesialis otak rumah sakit mengatakan kondisi Xiaobin dipicu  gaya hidup tidak sehat akibat begadang demi bermain game.

Baca Juga: Terkait Pembobolan BNI Rp1,7 Triliun, Kini Aset BNI Akan kembali

“Alasan utamanya  pola tidur dan pola makan yang tidak teratur karena tidak bersekolah. Orangtua juga terlalu menoleransi perilakunya.”

“Kurang gizi dan istirahat  menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otak hingga memicu stroke otak," kata Li.

Xiaobin menjalani  perawatan rehabilitasi di rumah sakit Nanning.

Baca Juga: Batita Ditemukan Mati Kelaparan, Saat Sang Ibu Terlibat Kencan Buta Selama 8 Hari

Sedangkan Dokter Jin, kepala terapis rumah sakit mengatakan sulit untuk menentukan apakah Xiaobin dapat sepenuhnya pulih.

Kecanduan video game telah menjadi masalah di kalangan anak muda di Cina. Mereka  mengabaikan studi, kehidupan sosial hingga keluarga untuk game online.

Banyak orangtua yang kemudian memanfaatkan rehabilitasi detoks digital  sebagai upaya terakhir untuk membatasi fiksasi anak-anak mereka di dunia digital. Kecanduan internet kini sudah dianggap sebagai gangguan klinis di China.** (Mia Fahrani/ Galamedianews.com)

 

 

 

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x