Kembali Bersitegang, Pesawat Perang AS Dekati Wilayah Shanghai

- 27 Juli 2020, 21:50 WIB
Barisan pesawat tempur Su-57 Generasi ke 5 Rusia. / Sputniknews
Barisan pesawat tempur Su-57 Generasi ke 5 Rusia. / Sputniknews /

RINGTIMES BANYUWANGI - Pesawat tempur Amerika Serikat terlihat kembali dekati daratan Tiongkok, bahkan satu kapal sudah berjarak kurang dari 100 km dari Shanghai.

Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok semakin meningkat ditambah dengan aksi penutupan konsulat.

Pada Minggu, 26 Juli 2020, pesawat anti-kapal selam P-8A dan pesawat pengintaian EP-3E telah terlihat memasuki kawasan Selat Taiwan kemudian mendekat ke pantai Zhejiang dan Fujian.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Ketegangan Dua Negara Adidaya, Pesawat Perang AS Dekati Shanghai Menjelang Penutupan Konsulat

Baca Juga: KPK Telah Jebloskan 76 Tersangka Kasus Korupsi ke Penjara Selama Tahun 2019

Informasi tersebut didapat dari Prakarsa Penelusuran Situasi Strategis Laut China Selatan, sebuah think tank Universitas Peking.

Seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman SCMP, pada Minggu pagi, sebuah unggahan di Twitter muncul membahas mengenai suatu operasi ditambah adanya pesawat pengintai yang terbang melintas kemudian kembali setelah mendekati Fujian dan bagian selatan Selat Taiwan.

Lembaga think tank kembali mengunggahdi di malam hari, dalamunggahannya tersebut mengatakan Angkatan Laut AS P-8A beroperasi di dekat Shanghai, dengan USS Rafael Peralta, perusak rudal yang diarahkan mengikuti rute yang sama.

Dalam cuitan mereka juga mempertanyakan akan kemungkinan operasi yang sama yang dilakukan oleh AS.

Baca Juga: Bukti Transaksi ATM Ditemukan, Yodi Prabowo Diduga Periksa HIV di RSCM

Menurut sebuah grafik dari think tank, P-8A datang dalam jarak 76,5 km dari Shanghai, menjadi jarak terdekat dari pesawat AS yang datang ke daratan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara pesawat lain datang dalam jarak 106 km dari pantai selatan Fujian.

Itu adalah hari ke-12 yang secara berturut-turut pesawat militer AS telah mendekati pantai daratan.

Pada hari Senin, 27 Juli 2020 lembaga itu mentweet 'tampaknya' sebuah angkatan udara AS RC-135W yakni pesawat pengintai lainnya telah memasuki wilayah udara Taiwan.

Baca Juga: Kabur dari Jepang ke Lebanon, Mantas Bos Nissan Dibantu Anaknya Pakai Mata Uang Kripto

Lembaga itu kemudian kembali mempertanyakan tindakan AS tersebut, namun belum ada konfirmasi yang jelas bahkan dari pemerintah Tiongkok.

Terkait dengan kabarnya pesawat militer AS yang terlihat mondar-mandir tersebut, Kementerian pertahanan Taiwan menolak mengomentari klaim tersebut.

Tetapi pada sore harinya, institut itu mengirim tweet lagi, mengatakan EP-3E sedang melakukan pengintaian jarak dekat dari Guangdong kurang dari 100 km dari pantai.

Pendekatan P-8A ke Shanghai terjadi setelah Beijing memerintahkan konsulat AS di Chengdu tutup pukul 10 pagi pada hari Senin, 27 Juli 2020 sebagai tanggapan atas penutupan konsulatnya di Houston pekan lalu.

Baca Juga: Ketika Patroli di Perbatasan Dua Negara, Drone Militer Israel Jatuh di Lebanon

Penutupan itu merupakan yang terakhir dalam serangkaian konfrontasi mulai dari bidang-bidang seperti perdagangan dan teknologi hingga diplomasi dan Laut China Selatan.

Sebelumnya pada Kamis, 23 Juli 2020 lalu Inisiatif Probing Situasi Strategis Laut China Selatan merilis rekaman audio yang kasar tentang apa yang tampaknya menjadi peringatan dari angkatan laut Tiongkok terhadap pesawat militer AS untuk mengubah arah atau dicegat.

Lembaga think tank mengatakan audio telah ditangkap oleh seorang amatir radio pagi itu.

Namun, masih belum jelas pesawat mana yang terlibat tetapi dikatakan terbang dekat dengan pantai China selatan, Selat Utara Taiwan dan tidak diketahui apakah ada pertemuan udara berikutnya yang terjadi.

Baca Juga: Hanya dengan Konsumsi Kelor, Pertumbuhan Sel Kanker Anda Melambat, Berikut Manfaatnya

Menurut lembaga think tank, pesawat pengintai E-8C angkatan udara AS telah mencapai 185 km atau kurang dari pantai tenggara provinsi Guangdong pada empat kesempatan terpisah dalam seminggu terakhir.

"Saat ini militer AS mengirim tiga hingga lima pesawat pengintai setiap hari ke Laut China Selatan," kata lembaga think tank itu.***(Rahmi Nurfajriani/Pikiran Rakyat)

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x