Korut yang kala itu dipimpin Kim Il Sung, kakek dari Kim Jong-un berusaha menyatukan kembali Korea yang terbagi menjadi dua kekuatan politik berbeda atas dorongan Moskow dan Washington pada akhir Perang Dunia II.
Korut yang didukung Tiongkok dan Soviet berjuang melawan Korea Selatan dan koalisi PBB yang dipimpin AS. Permusuhan berakhir pada 27 Juli 1953 dengan gencatan senjata yang tidak pernah direvisi menjadi perjanjian damai.
Korea Utara kemudian membangun persenjataan nuklir dengan alasan melindungi diri dari invasi AS meski berujung sanksi internasional. Sementara itu Pyongyang menjadikan gencatan senjata sebagai kemenangan dari Perang Pembebasan Tanah Air.
Kantor berita resmi KCNA melaporkan Kim menghadiahi para jenderal pistol yang dinamai Paektu, gunung berapi di perbatasan Cina-Korea yang dianggap sebagai tempat kelahiran spiritual rakyat Korea.
Baca Juga: KPK Telah Jebloskan 76 Tersangka Kasus Korupsi ke Penjara Selama Tahun 2019
Foto-foto memperlihatkan kepala staf umum Wakil Marsekal Pak Jong Chon duduk di sebelah kanan Kim. Sementara itu, komandan Komando PBB dan Pasukan AS di Korea, Jenderal Robert Abrams mengatakan Perang Korea merupakan tragedi besar dalam sejarah manusia.
AS sejauh ini menempatkan 28.500 tentara di semenanjung selatan Korea. Dalam sambutannya Jenderal Robert Abrams mengatakan, “Kebebasan tidak bisa dicapai tanpa pengorbanan, demikian juga dengan perdamaian."***(Mia Fahrani/Galamedianews)