RINGTIMES BANYUWANGI - Akibat insiden ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Libanon pada Selasa, 4 Agustus lalu, telah menewaskan kurang lebih 135 orang dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Tak hayal membuat pemerintah setempat berupaya menyelidiki siapa yang harus bertanggung jawab atas insiden memilukan tersebut.
Untuk mengetahui siapa yang bisa mempertanggungjawabkan kasus ledakan tersebut sejumlah pihak yang berkaitan dengan gudang penyimpanan tersebut harus ditahan untuk proses penyelidikan.
Baca Juga: Santri Menulis? Tuntaskan saja
Menurut kantor berita Libanon NNA pada Kamis, pihak berwenang Libanon menahan setidaknya 16 orang dalam penyelidikan terkait insiden ledakan di gudang yang berada di sebuah pelabuhan di Beirut tersebut.
Dari beberapa orang yang ditahan untuk penyelidikan, pihak berwenang menahan petugas pelabuhan, pihak bea cukai, serta orang lain yang berkaitan dengan pemeliharaan gudang.
Mengutip dari Hakim Fadi Akiki, perwakilan pemerintah di pengadilan militer mengatakan pihak berwenang setempat telah menanyai lebih dari 18 petugas pelabuhan dan bea cukai serta orang yang terlibat dengan pemeliharaan gudang.
Baca Juga: UN Ditiadakan sebagai Dampak Pencegahan Penyebaran Virus Corona
Seperti dikutip oleh ringtimesbanyuwangi.com dari RRI melalui NNA seperti dikutip dari Reuters, Akiki mengatakan " Enam belas orang telah ditahan sebagai bagian dari investigasi."
Sumber dari pengadilan dan media lokal menyatakan salah satu yang ditahan merupakan pihak manajer umum pelabuhan yang bernama Hassan Koraytem.