Laporan Sputnik mendokumentasikan beberapa pesawat mata-mata AS melakukan penerbangan zigzag melintasi Laut China Selatan dan Laut Kuning setiap hari, terkadang menyamar sebagai pesawat sipil dalam upaya untuk menipu siapapun yang melihatnya.
Baca Juga: Berambisi Jadi Presiden Perempuan Pertama Amerika, Meghan Markle Tak Peduli Gelar Bangsawan
AS juga memimpin latihan besar angkatan laut Rim of the Pacific di lepas pantai Hawaii dan latihan Valiant Shield di Laut Filipina dekat Guam.
Collin Koh, peneliti dari Nanyang Technological University Singapura, mengatakan kepada South China Morning Post bahwa latihan China bertujuan untuk mendemonstrasikan "tekad dalam mengikuti persiapan pertempuran masa damai di mata publik domestik dan eksternal".
"Tindakan itu terutama ditujukan pada serentetan aktivitas militer AS dan sekutu baru-baru ini di daerah itu," kata Koh.
"Secara operasional, ini untuk menunjukkan kemampuan PLA untuk melakukan mobilisasi besar pasukan untuk pelatihan di beberapa wilayah laut, yang juga menyoroti bahwa PLA tidak terpengaruh oleh pandemi dengan cara apa pun."
Baca Juga: Beredar Hoaks di Facebook, Pemegang Kartu BPJS Dapat BLT Rp4 Juta per KK
Angkatan Laut PLA semakin gencar bersama-sama kapal induk pertamanya, Liaoning, dan kapal induk baru yang dirancang secara lokal, Shandong di perairan Laut Kuning.
Sementara itu, kapal induk ketiganya, Type 002 kini sedang dibangun di Shanghai, bersama dengan kapal induk lain dan beberapa pembawa helikopter Type 075.
Dengan meningkatkan ukuran dan modernisasi kapal buatan mereka, Angkatan Laut PLA kini dapat dikatakan sudah lebih besar daripada Angkatan Laut AS.***(Dicky Aditya/Galamedianews)