Network
RINGTIMES BANYUWANGI - Undangan untuk mengunjungi Amerika Serikat (AS) dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark T Esper didapatkan oleh Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan (Menhan).
Berdasarkan keterangan dari uru Bicara Menhan Prabowo Subianto, Dahnil Aznar Simanjuntak, Prabowo Subianto sudah tiba di Amerika Serikat pada Kamis pagi kemarin, 15 Oktober 2020 dan akan menjalani sejumlah kegiatan di sana.
Rencananya, Prabowo Subianto akan berada di Amerika Serikat (AS) selama empat hari yaitu pada 15-19 Oktober 2020.
Baca Juga: ShopeePay Day Digelar 15 Oktober Hadirkan Solusi Belanja Hemat Sambut Shopee 11.11 Big Sale
Kegiatan terkait kerja sama bidang pertahanan antara Indonesia dengan Amerika Serikat akan dilaksanakan oleh Prabowo Subiant selama disana.
Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy Satyo Purwanto menanggapi hal tersebut dan mengatakan bahwa undangan yang diterima Prabowo Subianto dinilai akan menjadi angin segar untuk pencalonan dirinya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kondisi ini sangat menguntungkan Indonesia, termasuk bagi Prabowo yang akan kembali dicalonkan Gerindra sebagai Capres di 2024. Jika reposisi dan konsolidasi politik nasional serta internasional mampu dilakukan oleh Prabowo, maka di Pilpres 2024 Prabowo akan bisa melawan siapa pun para capres lainnya," kata Satyo Purwanto kepada wartawan, Kamis, 15 Oktober 2020, sebagaimana dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari Pikiranrakyat-Bekasi.com.
Baca Juga: Mustajab! Berikut 2 Waktu yang Paling Tepat untuk Berdoa di Hari Jumat
Menurut Satyo, keberadaan Indonesia merupakan negara penting dan strategis yang mempunyai peran sentral di kawasan Asia Pasifik, Amerika Serikat, maupun Tiongkok.
"Karenanya, pihak Amerika Serikat mengundang Prabowo untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara," ujar Satyo.
Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran Rakyat Bekasi dengan judul Prabowo Subianto Temui Donald Trump di AS, Pengamat: Dia Bisa Lawan Siapa pun Pada Pilpres 2024
Satyo menjelaskan, perebutan pengaruh di Asia, di sebagian Timur Tengah, sudah dikuasai oleh aliansi Rusia, Tiongkok, Iran, dan Turki.
Baca Juga: Jangan Asal! Berikut Makna Terselubung Dibalik Hari Memotong Kuku
Indonesia juga diketahui sudah begitu dekat dengan Tiongkok dan Rusia sehingga Amerika Serikat dinilai perlu mengubah arah politik luar negeri mereka.
"Terutama untuk menghadapi pengaruh Tiongkok di Indonesia. Ketika Pilpres Indonesia dua kali dimenangkan Jokowi, semakin memperlemah pengaruh Amerika Serikat di Indonesia. Perubahan peta politik tersebut banyak menggerus kepentingan Amerika Serikat di Indonesia," kata Satyo.*** (Rika Fitrisa/Pikiran Rakyat Bekasi)
