Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Gubernur DKI Jakarta memutuskan untuk memberlakukan PSBB Total dan dikritik tajam oleh Rubut Sitompul.
Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari RRI, politikus PDIP tersebut bahkan tak segan meminta Pemerintah Pusat untuk turun tangan langsung membenahi Jakarta.
Soal pemberlakuan ganjil genap yang mulai menuai polemik di masyarakat pun Ruhut juga memberikan komentarnya.
Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran Rakyat Tasikmalaya dengan judul Minta 'Lempar Handuk Putih', Ruhut Sitompul Sebut Anies Tak Matang Jadi Gubernur DKI Jakarta
"Saya melihatnya, di sinilah ketidakmatangan Anies sebagai gubernur DKI. Fatal kalau dia melaksanakan kembali genap ganjil. Pangkalnya di situ," kata Ruhut.
Baca Juga: Lirik Lagu Ngawi Nagih Janji dari Denny Caknan bersama Ndarboy Genk
Mantan anggota Komisi III DPR RI itu pun lantas menyebut kenaikan kasus positif Covid-19 hanya terjadi di wilayah yang dipimpin Anies.
"Kenapa hanya terjadi di Jakarta (naik), daerah lain turun. Kalau di daerah lain juga naik saya tidak menyalahkan Anies.
"Tetapi di daerah turun, jadi pusat harus turun karena kalau tanya ke Anies, Anies enggak ada malunya ya. Tetap saja senyum," tutur Ruhut.
Baca Juga: Catok Rambut, Alat Praktis dalam Menata Rambut yang Ternyata Sangat Berbahaya
Anies sempat mengklaim naiknya kasus positif Covid-19 di Ibukota lantaran banyak warga yang dilakukan rapid test maupun swab test.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menganggap wajar jika kasus naik, namun Ruhut kembali menyentil Anies soal pernyataannya tersebut.
"Memangnya di daerah tidak (naik rapid dan swab test-nya-red)? Jadi sudahlah, Anies harus segera melempar handuk putih untuk memimpin Jakarta, dia tidak mampu," pungkas Ruhut.
Baca Juga: Lirik Lagu Kulepas dengan Ikhlas dari Lesti
Sementara itu, Rektor Universitas Ibnu Chaldun yang juga Sosiolog, Musni Umar memberikan komentar terdahap berita Ruhut yang menyerang Anies.
"Yang menyebut Anies tidak ada malunya, dialah yang tidak ada malu," cuit Musni di akun Twitter pribadinya, Kamis, 10 September 2020.*** (Tyas Siti Gantina/ Pikiran Rakyat Tasikmalaya)
