Viral Kamar Kos Penuh Sampah, Penghuni Kamar Diduga Mengidap Hoarding Disorder

27 Juni 2021, 18:30 WIB
Viral kamar kos berisi tumpukan sampah. Penghuni kamar diduga mengidap hoarding disorder /Instagram/

RINGTIMES BANYUWANGI – Viral di jagat maya sebuah kamar kos yang penuh dengan tumpukan sampah. Hal ini diketahui dari postingan akun Instagram @soalpalu pada Jumat, 25 Juni 2021.

Pemilik kos semula mengira bau menyengat yang ada adalah bau mayat, hingga kamar kos yang selama beberapa hari ditinggal oleh penghuninya ini dibuka paksa oleh pemilik kos.

Setelah berhasil terbuka, ditemukan adanya tumpukan sampah di dalam sebuah kamar.

Alih-alih menghina, netizen justru menduga bahwa penghuni kamar mengidap hoarding disorder dan membutuhkan bantuan. Jadi, apa itu hoarding disorder?

Baca Juga: Gejala Depresi pada Pria, Wanita, dan Anak-anak, Kenali Juga Jenis-jenisnya

Dilansir dari American Psychiatric Association psychiatry.org, hoarding disorder adalah gangguan penimbunan secara berlebihan.

Pengidapnya menyimpan barang-barang yang mungkin tidak dianggap berharga oleh orang lain. Mereka mengalami kesulitan untuk berpisah dengan barang-barang tersebut.

Merasa bahwa barang-barang tersebut berharga atau akan dibutuhkan di masa yang akan datang. Mereka aman dikelilingi oleh barang-barang yang mereka simpan ini.

Seringnya gangguan penimbunan dapat menyebabkan masalah dalam kegiatan sosial, pekerjaan, maupun dalam sebuah hubungan.

Yang lebih serius lagi dapat berdampak pada masalah kesehatan atau keselamatan, seperti bahaya kesandung atau kebakaran.

Baca Juga: 3 Tips Menjadi Orang Tua yang Bijaksana, Hindari Menyalahkan Anak

Tidak sedikit individu dengan gangguan penimbunan mengalami gangguan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan atau depresi.

Ada dua jenis perawatan yang dapat membantu orang dengam gangguan penimbunan, yaitu melalui terapi perilaku kognitif (CBT) dan perawatan.

Selama CBT individu dengan gangguan penimbunan dapat secara bertahap membuang barang-barangnya yang tidak perlu. Mengurangi kebutuhan berlebihan yang mereka rasakan.

Mempelajari hal yang dapat meningkatkan keterampilan seperti organisasi dan relaksasi juga disarankan.

Bagi sebagian yang lain, obat-obatan dapat membantu memperbaiki gejala.

Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala gangguan penimbunan, hubungi dokter atau profesional kesehatan mental Anda.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: psychiatry.org

Tags

Terkini

Terpopuler