Malaysia Berhenti Menggunakan Vaksin Sinovac untuk Vaksinasi Nasional, Simak Alasannya

16 Juli 2021, 08:24 WIB
Berikut alasan Malaysia berhenti menggunakan vaksin Sinovac untuk vaksinasi nasional dan akan mengganti dengan vaksin mRNA Pfizer-BioNTech /Pexels/Anna Svets

RINGTIMES BANYUWANGI – Berikut alasan Malaysia berhenti menggunakan vaksin Sinovac untuk vaksinasi nasional.

Dilansir dari Reuters pada hari Jumat, 16 Juli 2021 mengatakan bahwa Kementrian Kesehatan Malaysia akan menghentikan pemberian vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Sinovac China setelah pasokannya habis.

Dorongan inokulasi Malaysia sebagian besar akan ditambatkan oleh vaksin mRNA Pfizer-BioNTech (PFE.N), (22UAy.DE) ke depan.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Adham Baba yang mengatakan pada konferensi pers dengan pejabat tinggi kementrian lainnya.

Negara Asia Tenggara itu telah mengamankan sekitar 45 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech dan cukup untuk memenuhi 70 persen populasi dibandingkan dengan 16 juta dosis suntikan Sinovac.

Baca Juga: 4 Penyakit Komorbid Ini Tetap Bisa Vaksin Covid-19, Asal Syarat Terpenuhi

“Sekitar setengah dari 16 juta sudah disalurkan, sisanya akan digunakan untuk menutupi dosis kedua,” kata Adham.

Bagi mereka yang belum divaksin akan menerima vaksin Pfizer.

Pemerintah sebelumnya mengatakan bahwa telah mengamankan 12 juta dosis Sinovac sebagai bagian dari kesepakatan yang akan membuat perusahaan terkait negara Pharmaniaga melakukan proses pengisian dan penyelesaian vaksin untuk distribusi lokal.

Pengumuman untuk berhenti menggunakan vaksin virus tidak aktif Sinovac datang di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemanjurannya terhadap varian baru dan lebih menular dari virus Corona yang pertama.

Sementara itu Thailand akan menggunakan vaksin AstraZeneca (AZN.L) sebagai dosis kedua bagi mereka yang menerima suntikan Sinovac.

Baca Juga: Covid-19 Mudah Menjangkit Orang Obesitas, Berikut Cara Cek Angka BMI Anda

Untuk Indonesia sendiri masih mempertimbangkan suntikan booster bagi mereka yang telah menerima Sinovac.

Vaksin lain yang disetujui di Malaysia termasuk vaksin AstraZeneca, CanSino Biologic China, dan vaksin Janssen dari Johnson and Johnson (JNJ.N).

Malaysia juga berencana akan mengumumkan keputusannya apakah akan menambah vaksin Sinopharm China atau tidak.

Dengan total 880.782 kasus dan 6.613 kematian akibat virus Corona membuat Malaysia menjadi salah satu tingkat infeksi per kapita tertinggi di Asia Tenggara.

Namun juga salah satu tingkat inokulasi tertinggi dengan sekitar 26 persen dari 32 juta penduduknya menerima setidaknya satu dosis Vaksin Covis-19.

Pengumuman Malaysia berhenti menggunakan Sinovas itu keluar di tengah meningkatnya kekhawatiran dunia atas penularan baru virus Corona varian baru yang sekarang ini yaitu Delta.***

 

 

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler