Penyebab Perang Senjata Rusia ke Ukraina, Presiden Afrika Selatan Malah Salahkan NATO

20 Maret 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi perang. Presiden Afrika Selatan malah salahkan NATO sebagai penyebab utama terjadinya perang senjata antara Rusia ke Ukraina, akankah jadi penengah? /Pixabay/@Alexas_Fotos/

RINGTIMES BANYUWANGI – Perang senjata antara Rusia dengan Ukraina hingga kini semakin memanas.

Bahkan konflik Rusia yang menginvasi Ukraina ini semakin meresahkan kancah internasional.

Tak sedikit pihak yang melontarkan pandangan serta pendapat masing-masing mengenai penyebab atau dalang dibalik perang senjata Rusia ke Ukraina tersebut.

Dari pandangan tersebut, ada pihak yang membela atau bahkan mengecam Rusia maupun Ukraina.

Baca Juga: Soal Video Lama Permintaan Megawati ke Jokowi, Pandji Pragiwaksono: Tersuram yang Pernah Gue Liat

Berbeda sebaiknya, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, membeberkan bahwa dirinya malah menyalahkan NATO sebagai dalang atas penyebab perang senjata Rusia dan Ukraina tersebut.

Presiden Afrika Selatan ini pun turut mengatakan, pihaknya akan menolak seruan berbagai negara yang mengutuk keras tindakan Rusia.

Meskipun demikian, masih terdapat keraguan atas pernyataan tersebut, apakah Afrika Selatan menjadi sarana penengah antara Rusia dan Ukraina.

Ramaphosa, yang berbicara pada hari Kamis di parlemen, mengatakan bahwa perang dapat dihindari jika NATO telah mengindahkan peringatan dari antara para pemimpin dan pejabatnya sendiri.

Baca Juga: PBB Beri Bantuan Keamanan dan Ekonomi untuk Afghanistan, Taliban Juga Dapatkan dan Diakui?

“Bahwa ekspansi ke arah timur akan mengarah pada ketidakstabilan yang lebih besar, tidak kurang, di wilayah," ujarnya, dilansir dari Reuters.

Namun dia menambahkan bahwa Afrika Selatan tidak dapat memaafkan penggunaan kekuatan dan pelanggaran hukum internasional, referensi yang jelas untuk invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina.

Presiden Vladimir Putin telah mencirikan tindakan Rusia sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata dan "mendenazifikasi" Ukraina serta melawan apa yang disebutnya agresi NATO.

Kyiv dan sekutu Baratnya percaya bahwa Rusia melancarkan perang tanpa alasan untuk menaklukkan tetangga yang disebut Putin sebagai negara buatan.

Baca Juga: Kesaksian Jurnalis Rusia atas Kebohongan Pasukan Vladimir Putin, Presiden Ukraina: Terima Kasih

Ramaphosa juga mengungkapkan bahwa Putin telah meyakinkannya secara pribadi bahwa negosiasi sedang membuat kemajuan.

Pemimpin Afrika Selatan itu mengatakan dia belum berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tetapi dia menginginkannya.

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari berita Depok.Pikiran-Rakyat.com berjudul "Tolak Seruan untuk Mengecam Rusia, Presiden Afrika Selatan Salahkan NATO Atas Konflik di Ukraina"

Sebelumnya, Ramaphosa mengungkapkan Afrika Selatan telah diminta untuk menengahi dalam konflik Rusia-Ukraina. Dia tidak mengatakan siapa yang memintanya untuk campur tangan.

“Ada orang-orang yang bersikeras bahwa kita harus mengambil sikap yang sangat bermusuhan terhadap Rusia,” tambah Ramaphosa.

“Pendekatan yang akan kita ambil sebagai gantinya adalah bersikeras bahwa harus ada dialog,” tuturnya.

Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Seret Anak TK Berkampanye Lawan Ukraina, Tuntut Kesetiaan dengan Senjata

Partai Kongres Nasional Afrika Ramaphosa, yang telah memerintah Afrika Selatan sejak kekuasaan minoritas kulit putih berakhir pada 1994, memiliki ikatan kuat dengan bekas Uni Soviet.

Mereka melatih dan mendukung para aktivis anti-apartheid selama Perang Dingin.

Karena alasan itu, Afrika Selatan terkadang dicurigai di antara saingan Rusia di Barat, meskipun masih menikmati pengaruh diplomatik tingkat tinggi dibandingkan ukuran ekonominya sejak transisi damai menuju demokrasi.

Ramaphosa mengatakan penolakan bersejarah Afrika Selatan untuk memihak berarti “beberapa bahkan mendekatinya dengan peran sebagai mediasi.

“Kami tidak pernah ingin berpura-pura memiliki pengaruh besar yang dimiliki negara lain, tetapi kami sedang didekati untuk mengutuk satu pihak,” tambahnya.***(Linda Agnesia/Depok.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler