Diduga Depresi Akibat Terlilit Utang, Nenek di Banyuwangi Gantung Diri

26 Januari 2023, 19:43 WIB
Baru Saja Dilantik, Seorang Kades di Temanggung Ditemukan Tewas Gantung Diri /Pixabay/corinna-kr

RINGTIMES BANYUWANGI- Masyarakat Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi Banyuwangi geger setelah ditemukannya mayat salah satu warganya yang tewas gantung diri.

Korban adalah SW, seorang nenek berusia 63 tahun yang ditemukan tak bernyawa di ruang tamu rumahnya pada pukul 15.45 WIB oleh saksi SA.

SA yang bekerja sebagai tukang becak tersebut sore itu mendatangi rumah korban yang sedang dalam keadaan tertutup.

Saat membuka pintu, ia dikejutkan dengan SW yang telah tewas tergantung menggunakan tali tambang warna hijau.

Saksi yang terkejut pun lantas berteriak meminta pertolongan warga untuk kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian.

Baca Juga: Polresta Banyuwangi Amankan Spesialis Curanmor Puluhan TKP

“Korban meninggal murni akibat gantung diri,” ungkap Kapolsek Rogojampi Kompol Sudarsono pada Rabu, 25 Januari 2023.

Selain itu, berdasar pemeriksaan yang dilakukan Polsek Rogojampi bersama petugas puskesmas, tidak ditemukan tanda kekerasan.

Oleh karenanya, pihak keluarga korban pun enggan untuk melakukan autopsi kepada jenazah dengan menandatangani surat pernyataan.

Alasan korban mengakhiri hidupnya sendiri diduga karena depresi akibat jeratan utang kepada banyak orang.

Bahkan sehari sebelumnya, korban mengeluh kepada keponakannya serta meminta uang untuk melunasi utang-utangnya.

Baca Juga: Sakit Hati Ditolak Dua Kali, Pria di Banyuwangi Lempar Bom Molotov

Untuk diketahui, kasus bunuh diri di Indonesia sendiri tergolong tinggi, seperti yang terlihat dala informasi yang dibagikan laman resmi Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP).

Pada 2022 saja terdapat 670 jumlah kasus bunuh diri yang resmi dilaporkan. Namun, justru terdapat lebih dari 303 persen kasus bunuh diri yang tidak dilaporkan.

Data tersebut diperoleh berdasarkan perbandingan data kepolisian dengan Sample Registry System (SRS) di Kementerian Kesehatan.

Ketua Pengembangan program “Strategi Pencegahan Bunuh Diri Nasional” Dr. Sandersan pun pernah menyebut bahwa penyebab tertinggi diakibatkan oleh tekanan psikologis, penyakit kronis dan masalah keuangan.

Latar belakang yang juga menjadi dasar nenek SW melakukan aksi nekat mengakhiri hidupnya.

Dr. Sandersan juga mengatakan bahwa untuk meminimalisir tindakan bunuh diri perlu kebijakan nasional serta kerjasama antar pihak terkait.

Pengentasan moralisasi bunuh diri dari sisi agama serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akademis tentang bunuh diri sebagai upaya pencegahan bunuh diri berdasarkan situasi, kondisi dan kearifan lokal setempat adalah langkah-langkah yang terus diupayakan.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler