Percakapan Terakhir Rumini dengan Ibu Sebelum Meninggal Berpelukan Tergulung Erupsi Gunung Semeru

- 11 Desember 2021, 16:36 WIB
Kisah Rumini yang tak tega meninggalkan Ibunya saat Gunung Semeru meletus menyentuh Bumi Nusantara. Ini percakapan terakhirnya.
Kisah Rumini yang tak tega meninggalkan Ibunya saat Gunung Semeru meletus menyentuh Bumi Nusantara. Ini percakapan terakhirnya. /Facebook/ Uky Tantra

RINGTIMES BANYUWANGI - Kisah Rumini yang tak tega meninggalkan Ibunya saat Gunung Semeru meletus menyentuh Bumi Nusantara.

Peristiwa erupsi Gunung semeru menjadi luka mendalam bagi warga Lumajang, Jawa Timur.

Rumini (28 tahun) memilih untuk menemani Salamah (Ibu/neneknya) yang sudah berusia 72 tahun dan tidak sanggup berjalan melarikan diri dari erupsi Gunung Semeru.

Baca Juga: Habib Muhdor Diusir 40 Warga sebelum Erupsi Gunung Semeru, Cek Faktanya

Akibatnya, Rumini dan Sang Ibu ditemukan meninggal berpelukan tertimbun abu vulkanik setinggi 2 meter.

Di tengah banyaknya anak yang sudah kehilangan baktinya kepada orang tua, kisah Rumini menjadi penyejuk yang mengingatkan kepada kita bahwa orang tua adalah segalanya.

Sebagaimana dilansir dari kanal YouTube Tagar Misteri pada Sabtu, 11 Desember 2021, berikut adalah gambaran percakapan terakhir Rumini dan Ibunya sebelum meninggal dunia berpelukan digulung erupsi.

Baca Juga: Ulama Sebut Habib Muhdor Diusir 40 Warga Sebelum Erupsi Gunung Semeru, Cek Faktanya

Ibu: Wes nduk ndang mlayu o. Ikhlasno ibu Istirahat panjang neng kene.

(Sudah nak cepatlah lari. Ikhlaskan ibu meninggal di sini)

Rumini: Mboten Buk, Rogo biso mlayu, tapi ati iki ora biso, ora sanggup tego ninggalno ibu dewean.

(Tidak bu, walaupun raga ini bisa lari, tetapi hati ini tidak bisa, tidak tega meninggalkan ibu sendirian).

Baca Juga: Tim Banyuwangi Peduli Semeru Diberangkatkan, Ipuk Fiestiandani: Harus Gercep Bantu Tetangga!

Rizki Ilham Ramadan, seorang relawan kemanusiaan di Semeru, takjub dengan kisah Rumini.

"Kami seluruh relawan di Semeru tak kuasa membendung haru," kata Rizki.

"Rumini telah ajarkan kami tentang kesungguhan mencintai dan berbakti kepada ibu. Angkat topi sejuta kali untukmu, Rumini. Tak terasa air mata menetes menulis kisahmu. Alfatihah," lanjutnya.***

Editor: Shofia Faridatuz Zahra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah