Penasihat Presiden Ukraina Inginkan Negosiasi yang Nyata Tanpa Tuntutan, Volodymyr menolak?

- 27 Februari 2022, 21:15 WIB
Ilustrasi - Penasihat Presiden Ukraina menginginkan negosiasi yang nyata tanpa tuntutan pihak Rusia, namun Volodymyr Zelensky menolak./PIXABAY/artellliii72
Ilustrasi - Penasihat Presiden Ukraina menginginkan negosiasi yang nyata tanpa tuntutan pihak Rusia, namun Volodymyr Zelensky menolak./PIXABAY/artellliii72 /

RINGTIMES BANYUWANGI - Mykhailo Podolyak selaku Penasihat Presiden Ukraina, mengatakan bahwa Ukraina hanya menginginkan negosiasi yang nyata tanpa adanya tuntutan dari Rusia atas serangan militernya.

Mykhailo menyampaikan hal tersebut pada Minggu, 27 Februari 2022. Dia menilai, tindakan Rusia mengirim delegasi ke Belarus untuk melakukan pembicaraan adalah propaganda, bukan negosiasi.

Meski demikian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak perundingan tersebut karena diadakan di Belarus, negara yang dinilai terlibat invasi.

Baca Juga: Pengorbanan Tentara Ukraina Ledakkan Bom Bunuh Diri Ambrukkan Jembatan, Berhasil Hambat Konvoi Pasukan Rusia

Namun, Volodymyr Zelensky tidak menutup diri. Dia mengaku sangat terbuka apabila negosiasi tersebut dilangsungkan di negara lain.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: Ukraina Duga Rusia akan Lakukan Negosiasi Palsu, China Terus Mendesak

"Mereka yang tiba di Gomel mengetahui bahwa itu tidak ada gunanya. Dan sekarang mereka berkata ‘kami menunggu,'" kata Mykhailo Podolyak sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters pada 27 Februari 2022.

Sebelumnya, pada Sabtu, 26 Februari 2022, Kremlin menyatakan bahwa Kiev menolak mengadakan perundingan dengan Rusia.

Baca Juga: Sudah Berlangsung Selama 4 Hari Sejak 24 Februari 2022 lalu, Ini 5 Alasan Rusia Serang Ukraina

Hal itu dinilai akan menjadi pemicu bagi pasukan Rusia untuk melanjutkan operasinya di Ukraina.

"Pihak Ukraina menolak berunding. Siang ini, pasukan Rusia melanjutkan serangan mereka sesuai dengan rencana operasi," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Sebelum itu, Presiden China Xi Jinping juga sempat menelepon Presiden Rusia, Vladimir Putin. Mereka mengadakan percakapan mengenai krisis Ukraina yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Akses SWIFT Seluruh Bank Rusia Diputus Usai Resmi Dijatuhi Sanksi oleh Komisi Eropa atas Invasi ke Ukraina

China ingin menjadi pihak penengah agar konflik antara Rusia dengan Ukraina bisa diselesaikan melalui negosiasi.

Sejauh ini, China sangat berhati-hati dalam menanggapi konflik Rusia dan Ukraina. China juga menolak untuk menyebutnya invasi. China dengan Rusia memiliki hubungan diplomatik yang erat.

Belakangan ini banyak sanksi dijatuhkan sejumlah negara Barat dan Eropa terhadap Rusia. China tak setuju jika ketegangan Rusia dan Ukraina disikapi dengan memberikan sanksi.

Baca Juga: Sikap Sekutu Rusia Hadapi Ketegangan di Ukraina, Negeri Beruang Merah Tuai Banyak Kritikan dari Negara Barat?

China menegaskan, penyelesaian ketegangan Rusia dengan Ukraina bisa dilakukan melalui dialog dan negosiasi.

"Sanksi tidak pernah menjadi cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah, dan China selalu menentang sanksi sepihak," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.(Hilmy Farhan/Pikiran-Rakyat.com)***

Editor: Shofia Faridatuz Zahra

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah