Moskow Sebut Langkah Diam-Diam NATO Arahkan Hulu Ledak ke Ukraina akan Lebih Buruk dari Perang Dingin

- 26 Maret 2022, 20:13 WIB
Vladimir Putin.
Vladimir Putin. /Twitter.com/@KremlinRussia_E

RINGTIMES BANYUWANGI - Perang yang mengatasnamakan kemanusian digelorakan Rusia dengan melancarkan operasi khusus militer ke Ukraina.

Dampak dari kebijakan Vladimir Putin tersbeut melebar ke berbagai aspek, termasuk kemungkinan perang yang lebih besar dengan melibatkan banyak negara.

Bahkan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev menyebut bahwa ancaman konflik nuklir selalu ada.

Baca Juga: Sembari Ingatkan Holocaust 80 Tahun Lalu, Volodymyr Zelensky Minta Kiriman Iron Dome ke Israel

Bahkan ketika tidak ada yang menginginkan perang, pada titik tertentu hal itu bisa terjadi.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: NATO Diam-Diam Arahkan Hulu Ledak Nuklir ke Rusia, Moskow Sebut akan Lebih Buruk dari Perang Dingin

Oleh karena itu, kata dia perlu ada yang menerapkan kebijakan yang bertanggung jawab untuk menghindari perang lebih besar dengan menggunakan senjata mematikan.

"Tidak ada yang menginginkan perang, apalagi perang nuklir, yang merupakan ancaman bagi keberadaan peradaban manusia," kata dia seperti dikutip pada Sabtu, 26 Maret 2022.

Baca Juga: Evakuasi Singa dan Serigala dari Ukraina, Veteran Inggris Sebut Seperti Bawa Aslan

"Dalam pengertian ini, para analis yang mengatakan, mungkin agak sinis, tetapi bagaimanapun, bahwa pengembangan senjata nuklir telah mencegah sejumlah besar konflik di abad 20 dan 21, adalah benar. Ini benar. Faktanya, itulah yang terjadi," kata Medvedev, menjawab pertanyaan tentang kemungkinan konflik nuklir atau perang antara Rusia dan NATO.

Dia tak menampik jika saat ini ancaman untuk perang nuklir pasti ada, akan tetapi Rusia akan bertarung untuk menghindari hal tersebut.

"Jadi jelas bahwa ancaman itu selalu ada,” kata Medvedev.

Baca Juga: Di Tengah Kondisi Invasi yang Tak Kunjung Padam, Dua Wanita Asal Ukraina dan Rusia ini Tampak Akrab

Di luar dugaan, Dmitry Medvedev mencatat bahwa senjata nuklir NATO sudah ditargetkan pada fasilitas di Rusia.

Dan, saat ini dijelaskan Dmitry Medvedev, bahwa hulu ledak Rusia ditujukan pada target di Eropa dan Amerika Serikat.

Oleh karena itu, kata Medvedev, perlu dilakukan kebijakan yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Usai Luluhlantak Dijadikan Samsak, Ukraina Tolak Serahkan Mariupol ke Rusia

Dia mencatat bahwa krisis saat ini lebih buruk daripada selama Perang Dingin.

Dmitry Medvedev melihat, rekan-rekan Rusia pada waktu itu tidak membawa situasi ke titik didih.

Mereka tidak menjatuhkan sanksi pada industri, pertanian, dan individu. Akan tetapi tidak saat ini, mereka sedang melakukan penggembosan di semua lini.

Baca Juga: 133 Penumpang Jadi Korban Jatuhnya Pesawat China Eastern Airlines di Pegunungan

Medvedev menambahkan bahwa jika kepemimpinan Rusia telah mengambil sikap yang tidak bertanggung jawab, itu akan menarik diri dari perjanjian START Baru (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis), karena orang-orang yang menandatanganinya sekarang masuk dalam daftar sanksi Barat.(Rizki Laelani/Pikiran-Rakyat.com)***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah