Pasukan Rusia Temukan Mayat Wanita di Ukraina, Diduga Korban Pelecehan dengan Tanda Swastika

- 31 Maret 2022, 16:32 WIB
Pasukan Rusia Menemukan mayat wanita di Ukraina dengan ukiran swastika di tubuhnya.
Pasukan Rusia Menemukan mayat wanita di Ukraina dengan ukiran swastika di tubuhnya. /Youtube.com/Patrick Lancaster//

RINGTIMES BANYUWANGI - Di tengah operasi militer Moskow ke Kyiv, Pasukan Rusia menemukan mayat wanita di Ukraina yang diduga sebagai korban pelecehan dari kaum nasionalis Mariupol. 

Dari temuan tersebut, pasukan Rusia juga menemukan adanya tanda-tanda pelecehan dan penyiksaan di tubuhnya dengan tanda swastika yang diukir menggunakan darahnya sendiri di perutnya. 

Menurut informasi yang disampaikan oleh Komite Investigasi Rusia, penyiksaan itu diduga dilakukan oleh nasionalis Ukraina Batalyon Azov yang bermarkas di ruang bawah tanah salah satu sekolah Mariupol.

Baca Juga: Ukraina Dinilai Gagal Lawan Balik Rusia, Pesawat Tempur dan Jet Perang Sukhoi Berjatuhan di Kyiv

Patrick Lancaster adalah orang pertama yang mempublikasikan pasukan Rusia temukan mayat wanita di Ukraina.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com Mengerikan! Mayat Wanita Ditemukan Pasukan Rusia di Ukraina: Ada Bekas Penyiksaan Hingga Ukiran Swastika

Lancaster sendiri merupakan seorang Amerika yang telah lama meliput konflik di timur Ukraina.

Dari unggah video yang ditampilkannya, tubuh mayat seorang wanita itu ditemukan oleh pasukan Rusia di sebuah kompleks militer Ukraina.

Di bagian perut mayat wanita tersebut ditemukan sebuah Swastika dan masih dalam tahap penyelidikan.

Baca Juga: Joe Biden Serukan Pertempuran Melawan Rusia, Orang Ukraina: Banyak Bicara, Sedikit Tindakan

Menurut Komite Investigasi Rusia tubuh wanita itu menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan ditemukan di ruang bawah tanah salah satu sekolah.

Ruang tersebut rupanya menjadi markas nasionalis selama ini.

“Menurut informasi yang tersedia, nasionalis Ukraina dengan Batalyon Azov melecehkan seorang wanita dari Mariupol untuk waktu yang lama, menyebabkan luka pada tubuhnya,” kata Komite Investigasi Rusia seperti dikutip pikiran-rakyat.com dari Russia Today.

Baca Juga: Joe Biden Suarakan Pertempuran Melawan Rusia, Orang Ukraina di Polandia Tidak Terkesan 

"Tubuhnya, yang menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan memiliki ukiran swastika di perutnya, ditemukan di ruang bawah tanah salah satu sekolah di kota itu, tempat markas nasionalis berada," bunyi pernyataan tersebut.

Selama beberapa minggu terakhir kota tersebut telah diklaim Republik Rakyat Donetsk yang memisahkan diri sebagai wilayahnya dan menjadi arena pertempuran yang sengit antara pasukan sekutu Rusia, Donetsk dan Ukraina.

Temuan mengerikan ini pertama kali dipublikasikan oleh Patrick Lancaster, seorang Amerika yang telah lama meliput konflik di timur Ukraina.

Baca Juga: Rusia Menerima Sanksi dari AS dan Negara Barat Lainnya, Presiden Palestina: Bagaimana dengan Israel?

Mayat wanita itu ditemukan oleh pasukan Donetsk yang bergerak maju di ruang bawah tanah Sekolah Mariupol No. 25.

Bangunan tersebut sekarang digunakan sebagai pangkalan depan oleh unit Ukraina dan dipenuhi dengan seragam, senjata dan peralatan militer lainnya.

Kepada Lancaster, Prajurit Donetsk mengatakan mereka menganggap wanita itu adalah warga sipil yang mencoba melarikan diri dari pertempuran yang memicu kemarahan nasionalis Ukraina.

Baca Juga: Moskow Membantah Meracuni Roman Abramovich, Negosiator Perdamaian Ukraina-Rusia

Rekaman dari tempat kejadian juga menunjukkan adanya penyiksaan secara brutal.

Mayat wanita menunjukkan beberapa memar dan adanya kantong plastik robek di sekitar kepalanya.

Ukiran Swastika yang ditemukan di bagian perut nampak ditulis dengan darahnya sendiri.

Baca Juga: Pesawat Tempur dan Jet Perang Sukhoi Berjatuhan di Kiev, Ukraina Dinilai Gagal Lakukan Perlawanan

Moskow mengumumkan sedang mencari sumber video grafis yang membuktikan Ukraina menyiksa dan mengeksekusi tentara Rusia yang ditangkap.

Moskow menyerang Ukraina bulan lalu, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya pengakuan Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.*** (Zaini Abdul Hakim Aviyanto/Pikiran Rakyat) 

 

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah