Kondisi Berbalik, Pasukan Ukraina Berhasil Rebut Sejumlah Kota dan Desa dari Tangan Rusia

- 3 April 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi kondisi Ukraina.
Ilustrasi kondisi Ukraina. /Pixabay/SamuelFrancisJohnson

RINGTIMES BANYUWANGI - Sabtu kemarin, 2 April 2022, pejabat Ukraina mengatakan bahwa, pasukannya telah berhasil merebut kembali lebih dari 30 kota dan desa di sekitar Kiev.

Selain itu, ia pun mengeklaim bahwa, telah memegang kendali penuh atas wilayah ibu kota Kiev untuk pertama kalinya sejak Rusia melancarkan invasi.

Di sisi lain, Wali Kota Kiev yang dibebaskan mengatakan, hampir 300 penduduk tewas selama sebulan oleh tentara Rusia, dan mayatnya dikuburkan secara massal serta masih ada yang tergeletak di jalanan.

Baca Juga: Penembakan Seorang Warga Palestina oleh Tentara Israel Dilandasi Tudingan Dalang Bentrokan

Berdasarkan laporan, banyak mayat tergeletak di jalanan wilayah Bucha.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: Pasukan Ukraina Rebut Kota Kiev dari Tangan Rusia

Tangan dan kaki mayat-mayat itu masih ke luar ke permukaan kuburan yang masih terbuka di halaman gereja.

Selama pencarian di Desa Dmytrivka, sebelah barat ibu kota, dalam satu hari, Layanan Darurat Ukraina menemukan lebih dari 1.500 bahan peledak.

Baca Juga: Hasil Perundingan di Turki Menghasilkan Kesepakatan, Ukraina Siap Menjadi Negara Netral?

Setelah lebih dari lima pekan pertempuran antara Rusia dan Ukraina, pemerintahan Rusia menarik kembali pasukannya yang telah mengancam Kiev di Utara.

Rusia menarik kembali semua pasukannya dan berkumpul untuk bertempur di Ukraina Timur.

Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Malyar, mengatakan dalam laman Facebook miliknya, “Seluruh wilayah Kiev dibebaskan dari penjajah,” ucap Hanna.

Baca Juga: Ukraina Berikan Serangan Balik Atas Invasi, Depot Minyak Rusia Ditembak Rudal 

Kemudian dalam sebuah pidato, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memberi peringatan.

“Mereka menambang semua wilayah ini. Rumah-rumah ditambang, peralatan ditambang, bahkan mayat orang-orang mati,” ucapnya.

Kementerian Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, tidak menjawab permintaan komentar atas tuduhan penambangan tersebut. Moskow juga membantah pihaknya menargetkan warga sipil dan menolak tuduhan kejahatan perang.

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Kerap Didampingi Dokter, Idap Kanker Tiroid?

Menurut Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk, ada lebih dari 300 warga yang tewas dan banyak penduduk menangis, serta mengutuk orang-orang Rusia yang telah pergi.

Seorang pria berusia 66 tahun berkata, “Para bajin**n!” ucap Vasily sambil menangis dengan marah ketika dia melihat lebih dari 12 mayat tergeletak di jalan di luar rumahnya.

Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, mengatakan dia terkejut melihat kekejaman di Bucha dan menyuarakan dukungan untuk penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional atas potensi kejahatan perang.(Astri Lestari/Pikiran-Rakyat)***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x