Perjalanan Karir Firda Dian Pramana, Atlet Karate Banyuwangi dengan Segudang Prestasi

- 15 April 2022, 13:24 WIB
Perjalanan karir Firda Dian Pramana, seorang atlet karate asal banyuwangi yang memiliki segudang prestasi.
Perjalanan karir Firda Dian Pramana, seorang atlet karate asal banyuwangi yang memiliki segudang prestasi. /Galih Ferdiansyah/Ringtimes Banyuwangi/

RINGTIMES BANYUWANGI - Firda Dian Pratama (25) ini merupakan mantan atlet di bidang karate asal Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi.

Ia terjun di dunia karate untuk pertama kali pada saat dirinya masih duduk di bangku taman kanak-kanak.

Namun, setelah 6 bulan, ia sempat vakum karena sempat mendapat tendangan diperutnya oleh pelatihnya yang merupakan pamannya sendiri.

Baca Juga: Safari Ramadhan, Bupati Banyuwangi Kunjungi Desa Sempu Sampaikan Pentingnya Jaga Toleransi

Penendangan tersebut pun bertujuan untuk mendisiplinkan Firda dalam berlatih, karena dirinya agak lelet.

"Setelah itu, dapat 6 bulan saya berhenti di karate. Di karate itu gini, tradisi dari Jepang, pelatih mendidik anak didiknya supaya tidak 'klemar-klemer' (lelet). Jadi waktu itu, saya klemar-klemer terus kena tendang perut saya sama pelatih saya," ujar Firda Dian Pramana pada pewarta Ringtimes Banyuwangi, Senin, 4 April 2022.

Alhasil, ia pun memutuskan untuk berhenti berlatih karate, meski sudah mendapatkan sabuk kuning.

"Wis gak karate-karatean wis, aku ditendangi iku," ujarnya sewaktu ia menceritakan masa kecilnya.

Baca Juga: Plengsengan Kampung Mandar Banyuwangi, Spot Ngabuburit Generasi Milenial

Sementara itu, Firda kecil dulu sempat tergiur oleh perjalanan sepupunya yang mengikuti kejuaraan tingkat nasional di beberapa kota-kota besar, seperti Yogyakarta dan Bandung.

Melihat hal tersebut, hatinya pun terketuk untuk kembali ke dunia karate hanya karena ingin jalan-jalan ke luar kota.

"Kok enak ya? jalan-jalan terus," sambungnya.

Firda menambahkan, keinginannya kembali ke dunia karate bukan karena ingin mendapat prestasi, melainkan hanya tergiur dengan jalan-jalannya saja.

"Ah aku mau ikut lagi aja, biar bisa jalan-jalan gratis," imbuhnya.

Bahkan hal tersebut sangat memotivasi dirinya saat latihan.

Baca Juga: TPS3R Berhasil Ekspor 6 Ton Sampah Olahan Banyuwangi ke Austria Untuk Pertam Kalinya

"Kalau aku tidak latihan, aku tidak bisa jalan-jalan ini," tambahnya.

Perjuangannya pun membuahkan hasil, saat ia duduk di bangku kelas 2 SD, itu titik balik yang sangat berarti baginya.

Firda untuk pertama kali mengikuti kejuaraan nasional Piala Gubernur Jatim Cup, di Jombang.

Menariknya, meski itu merupakan yang pertama kali baginya, rasa takut dan grogi tak menyambangi dirinya.

Ia berfikir, ketika berhadapan dengan lawan, tinggal hajar saja.

"Pemikiran saya waktu itu ketika pertama kali tanding, takut engga, grogi juga engga, pokoknya kalo ada lawan saya hajar saja," ujarnya.

Baca Juga: Buka Puasa di Luminor Hotel Banyuwangi Bertabur Grand Prize Uang Tunai Jutaan Rupiah

Didampingi pamannya yang juga saat itu mendampingi sepupunya ketika bertanding, usai satu pertandingan Firda langsung menanyakan kemenangannya itu sudah juara atau belum.

Usai pertandingan berikutnya pun masih begitu, ia selalu menanyakan akan kemenangannya.

"Sudah menang? Juara berapa aku?" tanyanya.

"Bentar, kurang sekali lagi," jawab sang paman.

Ternyata untuk menuju ke final, ia harus bertanding sebanyak 8 kali.

Ironisnya, pada pertandingan ke-5 ia mengalami kekalahan pertamanya. Kekalahannya tersebut pun memotivasi dirinya untuk terus berlatih dan introspeksi.

Dua minggu setelahnya, ia kembali mengikuti kejuaraan tingkat nasional di Madiun.

Tak sendirian mewakili Banyuwangi, Firda bersama 2 teman seangkatannya, yakni Rio, dan Vico.

Karena hal itu, sang pelatih mengingatkan supaya selalu memenangkan pertandingan. Nantinya, mereka bertiga pasti akan bertemu jika terus menang.

Baca Juga: Sandi Operasi ketupat Semeru 2022, Polresta Banyuwangi Bersinergi Bersama Stakeholder Daerah

Alhasil, mereka bertiga pun berhasil tembus hingga semifinal bahkan final.

Firda berada di posisi ketiga, setelah Rio menjadi juara dua dan Vico menjuarai kejuaraan tersebut.

Kekalahan dari temannya itu juga menjadi motivasi bagi Firda, supaya saat kembali bertemu dia yang akan menang.

Mengawali karirnya di kejuaraan nasional demi masuk timnas sejak 2009, 2010, 2012, 2013, dan 2014, namun semuanya tak berbuah manis.

Hal tersebut sampai mengharuskan dirinya melanjutkan pendirikannya ke SMA Negeri Olahraga Jawa Timur.

"Aku jadi atlet ngga boleh tanggung-tanggung, kalau aku masih di Banyuwangi bukan pelatihku yang salah, tapi akunya yang kurang menimba ilmu," ujar Firda.

Setelah itu, Firda mampu menjadi juara kedua di Kejurnas Piala Mendagri di tahun 2015.

Baca Juga: Momentum Ramadhan Satpol PP Banyuwangi Amankan 22 Pasangan lewat Operasi Hotel Melati

Kebetulan, pada saat itu juara satu dan dua dari Piala Mendagri tersebut diikutsertakan pada kejuaraan dunia yang diselenggarakan di Indonesia.

Akan tetapi, saat ia dipanggil untuk pelatnas pada tahun 2015, secara tiba-tiba peraturan diubah oleh pihak Wolrd Cup, meski jadi tuan rumah, peserta yang diikutsertakan hanya satu orang saja.

Di tahun berikutnya, Firda juga pernah masuk ke dalam tim Puslatda PON.

Di sana, ia dipertemukan dengan sepupunya, meski lebih unggul, Firda masih tidak diikutsertakan dalam bertanding, dan hanya berakhir menjadi penonton saja.

Meski sempat cedera fatal dan alami mati suri, jiwa petarung masih melekat dalam dirinya. Pada tahun 2017 ia kembali bertanding dalam kejuaraan daerah Piala Pangdam V Brawijaya.

Baca Juga: Momentum Ramadhan Satpol PP Banyuwangi Amankan 22 Pasangan lewat Operasi Hotel Melati

Di momen itulah akhirnya Firda menjadi juara satu tingkat nasional, dan berhasil mengalahkan sepupunya sendiri.

Setelah itu, ia kembali mengikuti kejurnas yang diadakan di Lampung dan menjadi juara dua.

Beruntungnya, meski juara dua, ia diikutsertakan ke dalam timnas untuk kejuaraan tingkat internasional yakni South East Asia Karate Federation (SEAKF) 2017 di Semarang.

Dalam kejuaraan tersebut, ia hanya mampu bertahan di semifinal dan menjadi juara umum.

Sejak tahun 2018 lalu, ia menyudahi perjalanannya di dunia atlet karate dan berpindah haluan ke binaragawan.

Kendati demikian, kini Firda Dian Pramana menjadi pelatih tim kumite senpai untuk cabor karate di ajang Porprov Jatim 2022 mendatang.***

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah