Kerusuhan Swedia Akibat Rencana Pembakaran Al-Qur’an Dipimpin oleh Rasmus Paludan

- 19 April 2022, 13:40 WIB
Swedia mengalami kerusuhan oleh para pengunjuk rasa. Hal ini dipicu oleh seorang politisi sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan.
Swedia mengalami kerusuhan oleh para pengunjuk rasa. Hal ini dipicu oleh seorang politisi sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan. /@romaanbasit/Twitter/

RINGTIMES BANYUWANGI – Salah satu negara skandinavia, Swedia tengah ramai demonstrasi akibat adanya misi pembakaran Alquran.

Polisi Swedia mengatakan Senin bahwa kerusuhan telah mengguncang beberapa kota besar dan kota kecil seperti Stockholm, Malmo, Orebro, Linköping, Norrköping, dan Landskrona.

Swedia, negara berpenduduk 10 juta sejak Kamis, 14 April 2022 mengalami kerusuhan, perkelahian, pembakaran dan kekerasan yang menyebabkan beberapa petugas polisi dan pengunjuk rasa terluka.

Baca Juga: Rusia Kirim 4 Pesawat Tempur Sukhoi, Swedia Segera Tindak Tegas Aksi Manuver Udara Tersebut

Demonstrasi itu dipicu oleh politisi sayap kanan Denmark Rasmus Paludan dan rencana pembakaran Alquran di seluruh negeri.

Polisi Nasional Swedia mengatakan tindakan tersebut adalah kejahatan yang sangat serius pada masyarakat dan menduga beberapa pengunjuk rasa telah menjalin berhubungan dengan geng kriminal yang sengaja menargetkan polisi.

Linköping

Menurut rekaman CCTV sekitar tempat kejadian di kota Linköping yang berada di pantai timur Swedia, terdapat mobil yang terbakar dan puluhan orang bertopeng yang menyerang mobil-mobil polisi.

Baca Juga: Swedia Meninjau Kembali untuk Menjadi Anggota NATO Setelah Konflik Rusia-Ukraina

Demonstrasi dijadwalkan pada Minggu, 17 April 2022 dimulai pada pukul 15:30 (1330 GMT) tetapi menurut saat itu polisi belum mendapati calon pendemo sampai pukul 17.00 waktu setempat.

Dua dari petugas mengalami luka ringan, tetapi kondisi yang ketiga belum diketahui dan dua orang telah ditangkap.

Menurut seorang polisi setempat yang tak ingin disebutkan namanya, banyak orang-orang bertopeng yang melempari polisi dengan batu.

Dalam pengamatannya, banyak dari para pendemo yang melempari batu ke arah mobil-mobil polisi dan meneriakkan kata Allahuakbar (Allah Maha Besar).

Baca Juga: Kisah Pendeta Swedia yang Imannya Goyah Setelah Pria Muslim Menginap di Rumahnya

Kota Malmo

Kerusuhan yang pecah pada Minggu malam juga terjadi di kota Malmo, kota terbesar ketiga di Swedia. Di kota itu melibatkan banyak massa yang marah, terutama anak-anak muda yang membakar ban mobil, puing-puing, dan tong sampah di distrik Rosengard.

Para pengunjuk rasa juga melemparkan batu dan polisi menanggapinya dengan menembakkan gas air mata ke kerumunan.

Sebuah sekolah dan beberapa mobil dibakar, namun situasi mulai tenang pada Senin pagi.

Alhasil sebanyak 11 orang ditahan dan tiga orang ditangkap di Malmo. Tidak ada cedera serius yang dilaporkan.

Baca Juga: Pada Masa Lebaran, KAI Daop 9 Jember Berikan Diskon hingga 60 Persen untuk KA Mutiara Timur

Kota Orebro

Di kota Orebro beredar sebuah rekaman video dan foto yang menunjukkan mobil terbakar disertai pengunjuk rasa yang melemparkan baru kea rah petugas kepolisian. Polisi terpaksa menggunakan senjata untuk membela diri.

Kota Norrköping

Di kota Norrköping pada hari Minggu, terlihat polisi yang melepaskan peringatan ke kerumunan pengunjuk rasa.

Menurut Pihak Kepolisian Pusat Swedia

Komisaris Polisi Nasional Anders Thornberg mengatakan bahwa beberapa pengunjuk rasa diduga akan melakukan percobaan pembunuhan, penyerangan dan kekerasan terhadap seorang pejabat Swedia.

Thornberg menduga sejak awal bahwa kelompok pengunjuk rasa telah bersatu dengan kelompok kriminal.

Baca Juga: Polresta Banyuwangi Lakukan Mutasi Jabatan Kasatlantas

"Kami menduga bahwa mereka yang terlibat [dalam kerusuhan] memiliki hubungan dengan geng kriminal," kata Thornberg pada konferensi pers Senin, 18 April 2022 dilansir dari The New York Post pada Selasa, 19 April 2022.

Thornberg melanjukan, bahwa geng kriminal yang bergabung pada pengunjuk rasa mengambil keuntungan dari situasi dengan tur Paskah Swedia di Paludan minggu sebelumnya.

“Mereka adalah tersangka utama atas kekerasan yang berkobar,” kata Thornberg..

Thornberg menindaklanjuti tindakan para pendemo dengan berhubungan dengan jaksa penuntut untuk siap menuntut mereka.

Kecaman dari Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri Irak pada hari Minggu memanggil perwakilan Swedia atas adanya rencana pembakaran Alquran oleh Rasmus Paludan.

Baca Juga: 12 Arti Mimpi Mengendarai Mobil

Dalam kegiatan tersebut dilaporkan dengan adanya kegiatan tersebut (pembakaran AL-Qur’an) dapat membahayakan hubungan antara Swedia dengan negara-negara mayoritas masyarakat Muslim.

Arab Saudi mengutuk apa yang digambarkannya sebagai penyalahgunaan Alquran yang disengajakan oleh beberapa ekstremis di Swedia sebagai provokasi dan hasutan terhadap Muslim.

Di Iran, puluhan mahasiswa berkumpul pada Senin di kedutaan Swedia untuk memprotes rencana pembakaran Alquran di Paludan.

Seruan "Penghina Alquran harus dikutuk!" secara berulang dilontarkan dan mengeluarkan slogan-slogan seperti “Matilah Amerika!” dan “Matilah Israel!”

Siapa Rasmus Paludan

Rasmus Paludan adalah seorang pengacara Denmark yang juga memegang kewarganegaraan Swedia. Paludan mendirikan Stram Kurs atau Garis Keras pada tahun 2017.

Selama pemilu 2019 di Denmark, partai yang menaungi Paludan hanya menerima 1,8% suara rakyat dan gagal memenangkan kursi di parlemen.

Tahun berikutnya, Paludan mendekam di balik jeruji besi selama sebulan karena tindakan rasisme dan pencemaran nama baik.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah