RINGTIMES BANYUWANGI - Peristiwa konflik Rusia-Ukraina mempengaruhi berbagai aspek di dunia saat ini, salah satunya keputusan Swedia meninjau kembali untuk menjadi anggota NATO meskipun warganya mendukung negaranya tersebut bergabung.
Sejak tahun 1814, Swedia tidak pernah berperang dan telah membangun kebijakan luar negerinya pada “non-partisipasi dalam aliansi militer”.
Negara bagian dari Skandinavia itu tetap netral selama Perang Dunia Kedua, bahkan ketika tetangga Nordik diserang selama Perang Dingin.
Baca Juga: NATO Dinilai Beri Jalan Rusia untuk Hancurkan Ukraina, Volodymyr Zelensky Murka
Dilansir dari laman Reuters pada 6 Maret 2022, Swedia meninjau kembali untuk menjadi anggota NATO, mempertimbangkan, menganalisis, dan memikirkannya ulang keputusan tersebut, karena konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan di dunia.
Pada hari Jumat, 4 Maret 2022, sebuah jajak pendapat oleh Demoskop dan ditugaskan oleh surat kabar Aftonbladet menunjukkan 51% warga Swedia mendukung keanggotaannya NATO, naik dari 42% pada bulan Januari.
Sedangkan orang yang menolak bergabung turun menjadi 27% dari 37%, ini merupakan pertama kalinya jajak pendapat tersebut menunjukkan dukungan mayoritas.
Namun, Menteri Pertahanan Swedia, Peter Hultqvist, mengatakan bahwa bergabung dengan NATO bukanlah keputusan mudah yang dibuat dalam semalam dan tidak bisa terburu-buru, terutama di kondisi konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Swedia perlu memikirkan kembali keanggotaannya dengan NATO untuk netralitas dan menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dengan baik.