2 Rudal Rusia Serang Mal Ukraina, Presiden Ukraina Ibaratkan Serangan Teroris

- 28 Juni 2022, 19:25 WIB
Mal di Kremenchuk Ukraina yang dihantam rudal oleh Rusia//Reuters
Mal di Kremenchuk Ukraina yang dihantam rudal oleh Rusia//Reuters /

RINGTIMES BANYUWANGI - Dua Rudal Rusia telah menyerah pusat keramaian belanja (mal) di tengah kota Ukraina, Kremenchuk yang telah menewaskan 16 orang dan 59 terluka yang harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat.

Serangan itu terjadi pada Senin, 27 Juni 2022 yang menyebabkan kobaran api yang besar dan api hitam yang menebarkan ke atas langit, sebagaimana dideskripsikkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Komando angkatan udara Ukraina mengatakan mal itu dihantam oleh dua rudal jarak jauh X-22 yang ditembakkan dari pembom Tu-22M3 yang terbang dari lapangan terbang Shaykovka di wilayah Kaluga Rusia. 

Baca Juga: 30 Negara Aliansi NATO Siap Ratakan Rusia, Kerahkan 300 Ribu Pasukan

Presiden Ukraina itu menyebutkan serangan tersebut dapat dikatakan setara dengan seperti serangan teroris dalam sejarah Eropa dan menambahkan lebih dari 1.000 orang pengunjung termasuk staff di mal yang berjuang melarikan diri.

Gubernur Provinsi Poltava Tengah Dmytro Lunin menuliskan di Telegram, bahwa banyak tubuh yang ditemukan dalam peperangan itu saat petugas penyelamat mencari di antara puing-puing yang membara.

Petugas penyelamat dan tentara telah bekerja keras hingga malam hari untuk menyingkirkan lembaran logam dan beton yang pecah, saat salah satunya sisa atap pusat perbelanjaan yang terbakar.

Baca Juga: 46 Mayat Migran Ditemukan dalam Truk Peti Kemas Berpendingin di Texas

Dmytro menyatakan dirinya tidak mengerti sekaligus bersyukur banyak orang-orang yang tetap bertahan di bawah puing-puing yang sudah hancur.

Zelensky menuduh Rusia telah menyabotase dengan caranya sendiri. Zelensky menuduh Rusia menyajikan yang menggambarkan orang-orang Ukraina sedang menjalani kehidupan normal dan tidak ada yang terjadi pada pusat perbelanjaan di Ukraina.

“Rusia terus mengeluarkan potensi menyerangnya pada warga sipil biasa. Tidak ada harganya kesusilaan dan kemanusiaan di mata mereka,” katanya Zelensky.

Dilansir dari Al Jazeera, ibukota Ukraina Kiev menggambarkan banyak orang yang terluka dan dilarikan ke rumah sakit sekitar.

Baca Juga: Uni Eropa Waspada Krisis Batu Bara, Indonesia Menjadi Pengganti Pemasok

Menurut seorang reporter Al Jazeera, warga Ukraina mengatakan masih belum tahu target strategis Rusia, melainkan hanya tahu jembatan kota Kiev telah hancur diserang Rusia yang berhasil menewaskan satu orang dan lima orang terluka.

Walikota Kremenchuk Vitaliy Maletskiy menulis di Facebook bahwa serangan itu telah menghantam daerah yang sangat ramai, di mana warga negara sipil yang hadir di sana secara 100 persen dipastikan tidak memiliki senjata api dan tajam.

Akibatnya, serangan itu memicu kecaman dari pejabat Ukraina, termasuk menteri luar negeri Ukraina Dmytro Kuleba yang menyerukan agar barat segera mengirim persenjataan untuk dikirim ke Rusia, dan sanksi berlanjut terhadap Rusia.

Baca Juga: Negara G7 Akan Larang Impor Emas Rusia

Padahal menurut Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, Kremenchuk dapat dikatakan tempat aman untuk menghindar gemuruh serangan dari Rusia.

"Setiap serangan yang menghantam pusat perbelanjaan benar-benar menyedihkan. Kamimenekankan bahwa para pihak berkewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional segera melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil,” ucap Antonio.

Tetapi wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, menulis di Twitter, bahwa serangan itu adalah provokasi Ukraina.

Dmitry mengatakan itu merupakan taktik yang sudah lama diaplikasikan oleh rezim Ukraina sebelum KTT NATO.***

Editor: Al Iklas Kurnia Salam

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x