"Kami punya datanya, nanti mereka tinggal memilih mana yang akan direnovasi. Jadi, bedah rumah ini keroyokan bareng, ada yang didanai pemerintah pusat, pemkab, pemerintah desa, Baznas, dunia usaha, Bumdesma eks PNPM, dan gotong royong berbagai pihak lainnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ipuk mengapresiasi HIPMI yang merenovasi dengan menggunakan teknologi Risha. Menurutnya, tidak hanya memperbaiki rumah namun sisi kesehatan lingkungan penghuni rumah juga diperhatikan.
Baca Juga: Siswi asal Banyuwangi Wakili Jatim Jadi Paskibraka di Istana Negara
"Sederhana tapi sehat. Jadi tidak hanya sekedar memperbaiki, namun hal-hal lainnya seperti sanitasi, sirkulasi udara, penyediaan air bersih, dan lainnya juga diperhatikan," jelas Ipuk.
Selain itu, dengan metode Risha ini rumah tersebut memiliki kemampuan tahan gempa. Ditambahkan Ketua Hipmi Banyuwangi, Dede Abdul Ghany, pembangunan rumah tersebut menerapkan teknologi Risha sesuai yang dikembangkan oleh Litbang kementerian PUPR.
"Dengan kualitas bangunan lebih baik, kami berharap bisa bermanfaat bagi warga yang mendapatkan," kata Dede.
Teknologi Risha adalah perwujudan sebuah rumah dengan desain modular, yaitu konsep yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul), dengan ukuran yang efisien agar dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda.
Baca Juga: Bupati Banyuwangi Lantik 2 Kades Pergantian Antar Waktu
Desain bangunan rumah dengan sistem modular ini dapat diubah-ubah atau dikembangkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dari penghuninya.
Selain itu rumah sederhana tersebut mampu dibangun dengan cepat dan memiliki kemampuan tahan gempa.