Jumlah lalaran yang ditampilkan untuk acara Sholawatan dan Festival Tradisi Islam Nusantara sebanyak empat bab.
Pembacaan lalaran diawali dengan santri putra kemudian diteruskan dengan santri putri sehingga proses lalaran dibaca secara bergantian.
Baca Juga: 4 Tempat Wisata di Bali yang Dapat Membuat Anda Healing
Persiapan lalaran alfiyah oleh keseluruhan peserta sebelumnya telah diadakan di Pondok Pesantren Blokagung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.
Total sebanyak 500 santri terlibat dalam pertunjukan lalaran alfiyah kolosal ini dengan persiapan hanya 10 hari.
Persiapan singkat tersebut juga beberapa kali mengalami revisi dan perubahan, diantaranya yang sebelumnya dijadwal membaca 10 nadhom, kemudian 5 nadhom, dan berakhir 4 nadhom karena durasi yang pendek.
Baca Juga: 7 Negara dengan Biaya Hidup Termurah, Cocok Jadi Destinasi Wisata
“Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bisa tampil di depan presiden dalam acara satu abad NU,” katanya.
Ratusan santri Mambaul Huda datang ke Stadion Diponegoro Banyuwangi pada pukul 13.00 WIB dengan antusiasme tinggi.
Meski dengan persiapan yang tergolong singkat, para remaja tersebut mampu tampil dengan baik dan memukau ribuan peserta yang hadir.