RINGTIMES BANYUWANGI - Saat ini, banyak yang tumbang pada era pandemi yang dimulai sejak Maret 2020.
Tak hanya dunia usaha yang merasakan dampaknya, pun juga masuk ke dunia pendidikan.
Bagaimana tidak? Semua kegiatan belajar mengajar yang semula dilaksanakan secara langsung, atas nama kesehatan harus dihentikan dan dirubah polanya, menjadi pembelajaran online dengan menggunakan teknologi.
Baca Juga: Memahami Level Energi Sekolah dari Riset 20 Tahun Peneliti Barat
Sudah lebih kurang 1 tahun proses ini telah berlangsung, kualitas layanan pendidikan menurun.
Bisa dibayangkan, sebelum pandemi dalam 1 hari setiap pelajar menikmati 7 sampai 8 jam jam proses pembelajaran di sekolah. Dengan total kelas mata pelajaran yang utuh mereka dapatkan setiap pekannya.
Pandemi dengan kelas online-nya hanya mampu memberikan lebih kurang 1 sampai 2 jam pembelajaran setiap harinya, dan bisa jadi kurang dari itu.
Belum lagi jika berbicara tentang seberapa efektif hasil yang didapatkan di proses pembelajaran model ini.
Baca Juga: 3 Cara Terbaik Membangun Sekolah, Salah Satunya School Branding
Penulis sering menemukan fakta di lapangan bahwa para pendidik mengeluh, dari total 100 persen jumlah siswa yang mereka ajar di ruang kelas online, paling banyak di rentang 20 sampai 30 persen yang mampu merespon secara aktif interaksi pembelajaran.