RINGTIMES BANYUWANGI - Tertarik dengan apa yang lagi ramai diperbincangkan oleh seorang Ken Robinson tentang apakah Sekolah membunuh Kreatifitas siswa? Saat dia menyampaikan bahwa.
“… many highly-talented, brilliant, creative people think they’re not, because the thing they were good at at school wasn’t valued, or was actually stigmatized. And I think we can’t afford to go on that way.” – Sir Ken Robinson
Banyak anak-anak sangat berbakat, cerdas, kreatif. Mereka benar-benar tidak dihargai. Tak hanya sekolah, dan bahkan secara umum publik masih belum mampu melihat dengan jujur bahwa apa yang mereka lihat adalah kenyataan keunggulan yang dimiliki peserta didik.
Ukuran hebat dikebanyakan sekolah adalah anak-anak yang pandai dalam sisi matematika (numerasi) dan bahasa (literasi).
Sedang disisi lain ada 9 bakat yang anak miliki yang butuh diberikan atensi. Dimulai dari bakat Interpersonal, Intrapersonal, body kinestetik, visual spasial, linguistik, naturalis, logika matematika, spiritual, dan musikalitas.
Yuk coba dibandingkan, mana yang lebih hebat, Tukul Arwana apa BJ Habibie? Keduanya hebat di sisi bakat masing-masing.
Yang pertama kuat di linguistiknya dan yang kedua sangat master di logika Matematika, termasuk manusia langka aset Terbaik Bangsa. Dan keduanya 'sukses' mendapatkan rezeki dunia yang cukupan melimpah.
Sedikit sekolah yang adil dalam memberikan penghargaan atas kreativitas. Apakah lagi pola kreativitas ini justru menguat di pelajaran non eksak seperti seni budaya, musik dan yang lainnya.
Baca Juga: Corona dan Jalan Panjang Pendidikan di Indonesia, Mari Siapkan Imunitas Sekolah