Moral Covid-19

- 9 April 2020, 15:00 WIB
Hamdan Juhannis.*/
Hamdan Juhannis.*/ /hajinews.id

Oleh: Hamdan Juhannis*

Yang saya maksudkan dengan topik di atas adalah sikap moral yang seharusnya terbentuk saat menghadapi pandemi ini. Apa yang saya khawatirkan pada coretan sebelumnya bahwa istilah ‘social distancing’ bisa mengalami distorsi makna.

Yang terjadi sekarang adalah jarak sosial yang semakin menganga dengan wabah corona ini. Wabah ini membuat kita semakin berjarak secara fisik karena dengan itulah kita menahan laju penyebarannya.

Namun kesulitan kehidupan kita dari jarak fisik lebih diperparah dengan munculnya sikap moral yang mencabik kekerabatan sosial yang menjadi ciri khas kita sebagai masyarakat timur, yaitu rasa sesama dan sikap saling terbuka.

Baca Juga: Mintalah Perlindungan Allah, Jika Diberi Suatu Kesulitan

Kita akhirnya terseret pada efek pemahaman bahwa perjumpaan fisik atau pertemuan raga menjadi segalanya. Muncullah persoalan moral yang sangat menggejala sekarang: Ketidakjujuran.

Banyak tokoh yang sudah mengaku terjangkit karena niat baik untuk membantu penelurusan pergerakan wabah, tapi sepertinya lebih banyak yang berusaha menyembunyikan kalau diri mereka terjangkit.

Bila kecenderungan untuk tidak jujur ini menggejala, peluangnya akan semakin memperparah penyebarannya dan optimisme serta sikap positif kita untuk keluar dari pandemi mendapatkan tantangan.

Baca Juga: Memotivasi Bangsa Indonesia dengan Menyanyikan Lagu 'Ibu Pertiwi'

Pertanyaannya sekarang, mengapa ketidakjujuran itu muncul? Saya melihat dari persepsi awal yang terbangun bahwa penyakit ini bila menjangkiti kita, kehidupan sudah berakhir.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: hajinews.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x