Hari Ini dalam Sejarah, Gempa Bumi 7 SR Guncang Haiti, Tewaskan 316 Ribu Nyawa

18 Januari 2021, 17:15 WIB
Gempa bumi berulang terjadi pertama kali dengan kekuatan 7,0 SR di Port-au-Prince, Haiti.* /Britannica/Gregory Bull /AP/

RINGTIMES BANYUWANGI – Gempa bumi berskala besar yang terjadi sejak pukul 16.53 waktu setempat berada di sekitar 25 km barat daya dari ibukota Haiti, Port-au-Prince.

Gempa bumi berskala besar, yakni 7,0 SR ini tercatat menjadi salah satu peristiwa bersejarah di dunia. Tak sekali, bahkan peristiwa gempa bumi ini terjadi berkali-kali secara runtun.

Gempa bumi pertama kali terjadi pada 12 Januari 2010 dengan kekuatan 7,0 dan terus diikuti oleh gempa susulan pada hari-hari berikutnya.

Baca Juga: ShopeePay Bagikan Lima Inspirasi Resolusi Tahun 2021

Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah, Gempa Bumi Berskala Besar Guncang Kobe Tewaskan 6400 Orang

Kekuatan rata-rata gempa yang mengguncang Haiti, Negara bagian Karibia ini cukup bervariasi dengan dua gempa susulan pertama berkekuatan 5,9 skala richter dan 5,5 SR.

Sebelumnya, lokasi pusat gempa yang terjadi di Haiti ini memang diidentifikasi sebagai lokasi pusat gempa besar yang juga mengguncang Haiti pada tahun 1985 dengan kekuatan 6,9 SR hingga gempa berkekuatan 8,0 skala richter memporak-porandakan Republik Dominika pada tahun 1964.

Menanggapi peristiwa ini, gempa bumi berkekuatan 5,9 lainnya turut melanda Petit Goave yang letaknya sekitar 55 km ke arah barat dari pusat Kota Haiti.

Peristiwa yang terjadi sejak 12 Januari 2010 ini tak selelsai dalam satu hari saja untuk menemukan korban jiwa akibat gempa bumi berskala 7,0 SR.

Jumlah korban yang ditemukan sejak awal terjadinya gempa tidak dapat diketahui secara pasti. Simpang siur kabar yang didapatkan hingga pada 18 Januari 2010 jumlah korban meninggal dikabarkan terus meningkat seiring dengan banyaknya jumlah gempa susulan yang terjadi.

Pemerintah Haiti memastikan jia jumlah penduduk Haiti lebih dari 300.000 nyawa, namun mereka memastikan jika jumlah korban meninggal kurang dari 300 ribu.

Kekacauan yang terjadi di Negara bagian Karibia ini memang sangat sulit didefinisikan pada kala itu, hingga untuk mengindentifikasi jumlah korban meninggal dan korban selamat yang mengungsi cukup sulit dilakukan.

Gempa bumi yang mengguncang ibu kota Haiti ini disebabkan oleh deformasi kontrktional di sepanjang Sesar Leogane dan sesar kecil yang tersembunyi di bawah kota yang menyebabkan pergeseran batuan ke atas yang melintasi bidang patahannya, menurut para ahli geologi yang dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari laman britannica.com pada 18 Januari 2021.

Titik lokasi terjadinya gempa Haiti berkekuatan 7,0 SR ini sebenarnya cukup dangkal, yakni terdapat pada kedalam 8,1 mil atau setera dengan 13 km.

Gempa berskala besar yang mengguncang pusat kota ini menyebakan kelumpuhan total bahkan hamper dari 3 juta orang terdampak akibat gempa bumi 7,0 SR ini.

Hamper sepertiga dari jumlah penduduk kehilangan tempat tinggalnya akibat kerusakan parah dan hancur berkeping di seluruh pusat kota. Tak hanya itu, bahkan katedral dan Istana nasional di Port-au-Prince juga rusak parah.

Tak luput, markas besar PBB hingga penjara, gedung perlemen, hingga pusat kesehatan juga mengalami kerusakan parah yang menyebabkan pasien akibat gempa bumi harus menjalani perawatan di kamar mayat.

Seluruh infrastruktur hancur bahkan mayat-mayat tampak ditumpuk di pinggir jalan, dan pada hari-hari berikutnya krisis terjadi akibat kurangnya pasokan bantuan dari pemerintah.

Satu setelah peristiwa itu terjadi, pemerintah Haiti merevisi angka kematian akibat gempa bumi berskala 7,0 SR di Haiti dengan angka revisi mencapai 316.000 kematian.

Ketidakvalidan data yang didapatkan dari pemerintah membuat berita yang beredar simpang siur tidak jelas, yang pada hari berikutnya pemerintah menyatakan lagi bahwa kematian akibat gempa bumi berskala besar itu terjadi tidak lebih dari 85.000 jiwa.

Baca Juga: Hari ini dalam Sejarah, Gempa Bumi Berkekuatan 7,9 SR Guncang Fort Tejon California

Baca Juga: 4 Gempa Bumi Terdahsyat yang Menarik Perhatian Dunia, Ada Gempa Aceh 2004

Caruk-maruknya data ini juga disadari oleh pemerintah dan pejabat terkait memingat sulitnya analisis data yang harus mereka lakukan akibat semrawutnya kondisi pada waktu itu.

Yang pasti, kematian lebih lanjut terjadi karena luka serius tidak diobati tanpa adanya staf medis dan persediaan obat-batan.***

 

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Britannica

Tags

Terkini

Terpopuler