RINGTIMES BANYUWANGI – Fatmawati adalah istri ketiga dari presiden pertama Indonesia yakni Soekarno.
Selain itu juga Fatmawati adalah ibu negara pertama Republik Indonesia.
Fatmawati kecil kerap dipanggil dengan nama Fatimah, lahir pada 5 Februari 1923 dari pasangan Hasan Din dan Siti Khadijah.
Pertemuan pertama antara Soekarno dan Fatmawati terjadi di Bengkulu, sebagaimana yang dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari Kanal Youtube Scripta pada 29 Mei 2021.
Baca Juga: Biografi Soekarno, Sang Proklamator dari Sakit-sakitan hingga Tutup Usia
Kala itu Soekarno dalam masa tahanan pengasingan di Bengkulu pada tahun 1983 oleh pemerintahan Hindia Belanda.
Nama Soekarno memang sudah tersohor di kalangan organisasi pergerakan kala itu, termasuk di luar Jawa.
Hal inilah yang membuat Hasan Din alias ayah dari Fatmawati ingin menyambanginya setelah Soekarno tiba di Bengkulu.
Sebab diketahui bahwa Hasan Din adalah tokoh terpandang organisasi Islam Muhammadiyah Bengkulu.
Baca Juga: Intip Tempat Kuliah Soekarno dan Jurusan Dipilih Sang Proklamator
Selain bersilaturahmi, kedatangan Hasan Din juga untuk meminta Soekarno mengajar di Muhammadiyah.
Pada kunjungan kedua, Hasan Din mengajak anak gadisnya yang masih berusia 15 tahun yakni Fatmawati.
Dalam pertemuan itu dibincangkan pula rencana Fatmawati untuk melanjutkan sekolahnya.
Fatmawati sendiri sempat bersekolah di Hollandsh Inlandshe School namun berhenti.
Kemudian atas bantuan Soekarno, Fatmawati dapat melanjutkan bersekolah di R.K. Vakschool Maria Purrisima.
Baca Juga: Ketika Soekarno Menanam Pohon Sukun, Ende jadi Saksi Bisu Lahirnya Pancasila
Guna kepentingan studinya, akhirnya mulai Agustus 1983 Fatmawati tinggal di rumah Seokarno.
Di rumah pengasingan itu, tinggal pula istri Soekarno yakni Inggit Garnasih dan dua anak angkatnya yakni Ratna Djuami serta Kartika.
Soekarno berusia 37 tahun saat itu dan ia memandang Fatmawati sebagai remaja yang cerdas.
Kemudian gadis muda yang juga murid Soekarno tersebut resmi dipersunting dua tahun sebelum Indonesia merdeka.
Pernikahan tersebut tentu saja seusai Soekarno bercerai dengan istri keduanya.***