Peringatan ke 30 Tahun, Rudal Scud Irak Menyerang Israel pada 18 Januari 1991 Dini Hari

- 18 Januari 2021, 18:30 WIB
Salah satu keruskan di Israel akibat penyerangan Irak menggunaan rudal scud pada 18 Januari 2021.*
Salah satu keruskan di Israel akibat penyerangan Irak menggunaan rudal scud pada 18 Januari 2021.* /Arsip IDF Kementerian Pertahanan/

 

RINGTIMES BANYUWANGI – Tepat 30 tahun silam, suatu peristiwa bersejarah besar pernah terjadi di Israel, yakni pada 18 Januari tahun 1991 waktu tengah malam saat rudal scud diluncurkan oleh Irak ke awan untuk menyerang Israel.

Serangan Irakl dilakukan saat semua orang tengah tertidur lelap, yakni ketika waktu menunjukkan pada pukul 2.00 hingga 3.00 dini hari.

Seperti yang kita ketahui, kedua Negara ini memang tampaknya tidak akan pernah bisa akur. Irak melakukan serangan pada dua kota Israel menggunakan rudal scud andalannya yang berujung pada peperangan.

Baca Juga: ShopeePay Bagikan Lima Inspirasi Resolusi Tahun 2021

Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah, Gempa Bumi 7 SR Guncang Haiti, Tewaskan 316 Ribu Nyawa

Dua kota terbesar di Israel yakni Tel Aviv dan Haifa menjadi titik lokasi pusat sasaran rudal scud yang dirancang oleh Irak. Penyerangan tengah malam yang dilakukan oleh Irak membuat sirene diseluruh kota berbunyi hingga sesaat sebelum bola api dari rudal meluluhlantahkan kota tersebut.

Akibat serangan rudal yang terjadi tengah malam pada 30 tahun yang lalu itu membuat warga panic hingga saling berebut ke luar ruangan.

Aksi yang dilakukan pada 18 Januari dini hari tersebut berhasil memecahkan Perang Teluk Pertama, akibat dari tentara Irak yang meluncurkan delapan rudal Scud ke Israel hingga melukai tujuh orang dan menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan tempat tinggal.

Ringtimesbanyuwangi.com melansir dari berbagai sumber pada 18 Januari 2021, setelah peluncuran delapan rudal scud Irak ke Israel, selanjutnya masih ada 30 scud rudal lagi yang difokuskan untuk menyerang kota-kota pusat di Israel.

Tentu saja tidak heran jika peristiwa ini bisa menewaskan dua orang dalam serangan langsung dan 11 lainnya secara tidak langsung dari serangan jantung dan sesak napas, dan meningkatkan kemungkinan bahwa Yerusalem akan melakukan serangan udara sebagai upaya pembalasan terhadap penyerangan yang dilakukan Irak.

Usai peristiwa tersebut terjadi, Perdana Menteri Israel, Yitzhak Shamir mengadakan pertemuan darurat antar komite menteri pertahanan, menteri senior, dan perwira militer untuk memutuskan tanggapan Israel sebagai upaya untuk membalas perbuatan Irak.

Pertemuan tersebut tidak sia-sia, hasilnya, Menteri Luar Negeri, David Levy mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah Israel belum ada keputusan yang dapat diambil tentang apakah akan membalas perbuatan Irak atau hanya akan membiarkannya saja.

Pemerintah Israel merasa jika apa pun yang menjadi pilihan dan tindakan militer Israel dapat menghancurkan koalisi multi-nasional saat melawan Irak dengan memprovokasi anggota Arab untuk menarik dukungan mereka.

Sementara itu, pemboman udara Sekutu terhadap sasaran militer Irak terus berlanjut dengan kecepatan 2.000 serangan sehari.

Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah, Gempa Bumi Berskala Besar Guncang Kobe Tewaskan 6400 Orang

Baca Juga: Hari ini dalam Sejarah, Presiden Republik Kongo, Laurent Kabila Mati Dibunuh Pengawalnya

Akibat hal ini, Amerika Serikat menentang intervensi Israel dalam konflik tersebut yang khawatir itu akan menimbulkan masalah baru bagi beberapa anggota koalisi lainnya, yang tidak ingin terlihat berperang di pihak yang sama dengan Israel.

Oleh karena itu, koalisi terlibat dalam apa yang dikenal dengan bahasa sehari-hari sebagai "perburuan Scud," mencari peluncur dari mana tentara Irak menembakkan rudal tidak hanya ke Israel, tetapi juga di Arab Saudi, termasuk satu serangan yang menghantam barak Angkatan Darat AS , menewaskan 28 tentara.***

 

 

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah