Hari ini dalam Sejarah, Terjadinya Politik Supersemar Orde Lama Buka Babak Baru ‘Orde Baru’

- 11 Maret 2021, 18:45 WIB
Soekarno dan Soeharto
Soekarno dan Soeharto /Pikiran Rakyat/

RINGTIMES BANYUWANGI – Politik Surat Perintah Sebelas Maret atau lebih dikenal dengan Politik Supersemar menjadi sejarah penting bagi Indonesia.

Hari ini, pada tanggal Sebelas Maret 2021 merupakan hari yang penting untuk mengingat kembali peristiwa yang menjadi babak baru untuk kehidupan demokrasi Indonesia.

Ringtimesbanyuwangi.com melansir dari berbagai sumber pada 11 Maret 2021, berikut adalah awal mulanya Politik Supersemar menjadi tonggak awal matinya Orde Lama di masa Soekarno dan membuka babak baru dengan Orde Baru bersama Soeharto.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Memberi Solusi Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Hari ini dalam Sejarah, Gempa Bumi Berskala 8,9 SR Guncang Tokyo Tewaskan Ribuan Nyawa

Berawal dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang enggan menandatangani dekrit yang memberikan kewenangan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto untuk memulihkan ketertiban, melindungi Seokarno, dan menjaga revolusi Indonesia.

Keputusan ini, yang akan menjadi awal dari babak baru dalam sejarah Indonesia memulai Orde Baru (Orba). Peristiwa ini jugalah yang akhirnya menandai pengalihan kekuasaan eksekutif dari Soekarno kepada Soeharto yang dikenal sebagai Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, atau, Dekrit 11 Maret.

Perlu diketahui, jika sebelumnya yakni pada tahun 1960-an politik dan ekonomi Indonesia sedang kacau balau yang mengharuskan Presiden Soekarno berpikir dan perkenalkan kebijakan baru.

Setelah Seokarno memperkenalkan ‘Demokrasi Terpimpin’ pada tahun 1959, dimaksudkan untuk menggantikan demokrasi liberal pada tahun 1950-1959, masalahnya dengan cepat memburuk.

Baca Juga: Sejarah Diutamakannya Bulan Rajab Terjadi Akibat Tujuh Peristiwa Berikut

Demokrasi Terpimpin mengandung makna bahwa presiden memiliki peran yang kuat dengan kecenderungan otoriter yang serupa dengan isi UUD 1945 yang telah berlaku sebelum negara bereksperimen dengan demokrasi liberal.

Karena berbagai kekuatan yang berlawanan dalam politik Indonesia - nasionalis, partai Islam, komunis dan tentara politik dan ekonomi gagal membawa keberuntungan bagi bangsa muda.

Melalui Demokrasi Terpimpin, Soekarno berpikir bahwa kemacetan politik dapat diatasi dengan konserp yang lebih jelas dan bisa menjadi benteng bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Tak menunggu waktu lama, kemudian ia menciptakan ‘Nasakom’, yakni sebuah konsep yang merujuk pada penyatuan antara tiga aliran ideologis terpenting dalam masyarakat Indonesia pada 1950-an dan awal 1960-an; nasionalisme (nas ionalisme), agama (a gama), dan komunisme (kom unisme).

Baca Juga: Sejarah Diutamakannya Bulan Rajab Terjadi Akibat Tujuh Peristiwa Berikut

Namun aliran ini memiliki sedikit kesamaan, dan pada kenyataannya menyimpan kebencian yang mendalam terhadap satu sama lain.

Terserah pada keterampilan politik, karisma dan status Soekarno sebagai pahlawan nasional untuk mencoba dan menjaga arus ini bersama-sama, sementara pada saat yang sama berusaha untuk menjaga tentara yang memandang dirinya sebagai penyelamat bangsa menjadi terlalu kuat.***

Editor: Kurnia Sudarwati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x