Pembantaian Banjarsari, 20 Jiwa Melayang Dibantai Wirjo dalam 24 Jam di Banyuwangi

- 19 November 2021, 21:36 WIB
Pembantaian Banjarsari bikin merinding, 20 jiwa melayang di bantai Wirjo dalam 24 jam di Banyuwangi.
Pembantaian Banjarsari bikin merinding, 20 jiwa melayang di bantai Wirjo dalam 24 jam di Banyuwangi. /Pixabay/Gerd Altmann/

RINGTIMES BANYUWANGI - Bikin merinding, 20 jiwa melayang di bantai Wirjo dalam 24 jam di Banyuwangi.

Bukan hanya sekedar kisah horor saja, pembantaian yang dilakukan Wirjo ini merupakan kisah nyata yang terjadi pada 15 April 1987 dan dikenal sebagai Pembantaian Banjarsari.

Kurang lebih Wirjo dapat digambarkan seperti slogan candaan anak muda masa kini "Senggol Bacok," akan tetapi ini benar-benar terjadi di masa lampau.

Baca Juga: Kisah Mistis Jalur Cadas Pangeran Kabupaten Sumedang yang Bikin Heboh Netizen Se-Indonesia

Sebagaimana dilansir dari kanal YouTube Hirotada Radifan pada Jumat, 19 November 2021, berikut kisah lengkapnya.

Latar Belakang

Wirdjo a.k.a Wirjo adalah seorang petani tempramental asal Banyuwangi kelahiran 1952 yang merupakan anak ke 5 dari 9 bersaudara. 

Wirjo sangat mudah tersinggung dan suka marah-marah ke semua orang, terutama dengan istrinya.

Kebiasaan Aneh

Kebiasaan aneh yang sering disampaikan soal si Wirjo ini yaitu dia pernah memasak nasi goreng sebanyak 5 kg dan dilahap sekali makan.

Baca Juga: Bikin Merinding, Kisah Seram Tempat Angker di Indonesia, Salah Satunya dari Banyuwangi

Selain itu, Wirjo juga pernah membuat rujak dengan 2 kg cabai dan 2 buah pepaya. Singkat cerita Wirjo berhasil menghabiskan rujak tersebut dan alhasil menyebabkannya sakit perut.

Menikah dengan Indarah

Setelah gagal di perantauan (Jakarta), akhirnya Wirjo memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dan mau tidak mau bekerja menggarap lahan sawah milik kakaknya.

Disitu pula Wirjo bertemu dengan Indarah yang akhirnya dinikahinya.

Setelah lama menikah, Wirjo dan istri belum dikaruniai seorang anak sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengangkat anak.

Baca Juga: Kapolsek Genteng Sampaikan Kronologis Pencurian Pakaian di Banyuwangi, Kerugian Mencapai Rp5 Juta

Meskipun sudah berkeluarga, Wirjo masih sering melakukan kebiasaan buruknya dari mabuk-mabukan dan judi.

Hal tersebut membuat kondisi keluarganya semakin parah dan panas sehingga sering terjadi pertengkaran.

Warga daerah sekitar tidak ada yang berani mengingatkan Wirjo lantaran kengeriannya saat marah dan berani menggunakan senjata tajam.

Sebelum Pembantaian

Dua hari sebelum kejadian yaitu 13 April 1987, Wirjo diceritakan sedang mengasah jombretnya yang biasa digunakan untuk memotong rumput. 

Saat itu Sutedjo, paman Wirjo, menanyai alasannya.

Baca Juga: Cerita Aji, Putra Pelukis Legendaris S. Yadi K asal Banyuwangi

"Kok tumben-tumbennya ngasah jombret? biasanya gak pernah," tanya Sutedjo.

Wirjo menanggapi bahwa dia mau menggunakannya untuk jaga diri saja.

Sutedjo sebetulnya cukup heran akan tetapi tidak mau ambil pusing untuk menghindari berurusan dengan Wirjo.

Tragedi Pembantaian

Sutedjo tidak pernah menyangka kalau keadaan tersebut merupakan cikal bakal malapetaka.

Esok harinya 14 April 1987, Wirjo sedang membawa sapi dan menyuruh istrinya yang sedang mencangkul di sawah untuk minggir.

Baca Juga: Bisnis Internet Murah, Tergerak untuk Beri Kemudahan Warga di Genteng Kulon Banyuwangi

Waktu itu istrinya menolak karena dia mengira kalau jalannya masih lebar dan bersikeras untuk tidak minggir.

Hanya gara-gara itu, Si Wirjo langsung marah dan menghajar istrinya di tengah sawah dan menggunakan pecut.

Warga kampung yang melihat tersebut panik dan melarikan diri.

Singkat cerita istrinya saat itu langsung kabur dan tidak pulang ke rumah karena takut dengan suaminya.

Keesokan harinya, 15 April 1987, Wirjo melihat istrinya belum pulang dan keluar rumah.

Baca Juga: Inflasi Banyuwangi pada Oktober Terendah Kedua di Jawa Timur

Wirjo melihat anak angkatnya, Renny, sedang bermain dengan anak tetangganya Arbaiyah.

Karena dia masih menyimpan dendam kepada istrinya, Wirjo mencoba melampiaskannya ke anak-anak berusia 4 tahun tersebut dan mencoba menebas lehernya.

Beruntung Renny waktu itu bisa kabur, akan tetapi naasnya Arbaiyah tidak berhasil kabur dan terjadilah pembantaian pertamanya di hari itu.

Diduga karena kesetanan, Wirjo kemudian masuk ke rumah Maskur, tetangganya, dan membantai Maskur dan Istrinya.

Baca Juga: Sasak Gantung Genteng Banyuwangi, Tempat Wisata Penuh Sejarah

Akhirnya Wirjo menyusuri desa, membunuh orang satu-persatu secara random hingga 18 orang dinyatakan tewas di tempat, 2 orang gagal diselamatkan di rumah sakit, dan masih banyak lagi korban luka-luka.

Sebagian besar korban pembantaian tersebut adalah petani dan anak sekolah.

Wirjo Tewas

Pada malam harinya, ada seorang pemanjat pohon kelapa yang melihat Wirjo berjalan ke arah sungai dan melaporkannya ke Sutedjo.

Akhirnya warga bersama polisi dan TNI menelusuri tempat sesuai yang dilaporkan dan menemukan pembunuh kejam tersebut gantung diri di tepian sungai.

Itulah kisah Pembantaian Banjarsari yang melegenda di Banyuwangi.***

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah