Berkat kerja kerasnya itu, Aidit berhasil membawa PKI menjadi partai dengan suara terbanyak ke empat pada pemilu 1955.
Baca Juga: Sri Mulyani Punya Enam Rumah Hingga di AS, Segini Total Kekayaan Lainnya
PKI berhasil memperoleh 16,36 suara dan mendapatkan 39 kursi DPR dan 80 kursi Konstituante.
Sejak menjadi salah satu partai politik terbesar di Indonesia, PKI mulai berani mempengaruhi Soekarno dalam setiap kebijakannya, salahsatunya meminta Bung Karno untuk memberangus partai Masyumi dan memfitnah para jenderal TNI AD.
Puncaknya terjadi pada 39 September 1965. Sekelompok prajurit dibawah pimpinan Letkol Untung menyerbu rumah jenderal yang mereka tuduh makar, ketujuh jenderal itu di bunuh dan mayatnya di buang ke dalam sumur di Lubang Buaya.
Baca Juga: Kriminolog UI: Bunuh Diri Yodi Prabowo Diduga Hanya Pengalihan Motif Pembunuhan
Dalam lima hari, pemberontakan berhasil diredam. Di bawah Mayjend Soeharto, sisa-sisa pemberontakan di buru ke seluruh penjuru, termasuk Aidit yang di duga otak Gerakan 30 September (G30S) PKI.
Setelah menghilang akhirnya keberadaan Aidit terdeteksi oleh pasukan TNI AD, Aidit di beri waktu 30 menit sebelum di eksekusi.
Aidit membuat pidato berapi-api yang membuat para TNI tidak bisa mengendalikan emosi dan akhirnya menembaknya hingga mati.***