Hilangnya Indra Penciuman, Kenali Penyakit Anosmia

- 26 Agustus 2020, 08:30 WIB
Kenali penyakit Anosmia.*/
Kenali penyakit Anosmia.*/ /Klikdokter.com

RINGTIMES BANYUWANGI - Anosmia adalah kondisi gangguan pada indra penciuman yang tidak berfungsi dengan normal.

Sebagian besar kasus Anosmia bersifat ringan dan sementara, namun sebagian lainnya bisa saja menjadi pertanda adanya masalah serius pada kesehatan.

Kondisi ini berbeda dengan Hiposmia, yaitu ketika kemampuan menghidu mengalami penurunan tetapi tidak hilang sepenuhnya.

Baca Juga: Jangan Remehkan, Olahraga Bersepeda Miliki Manfaat Tak Terduga

Selain itu, pada mereka yang mengalami Anosmia, rasa makanan yang dikonsumsi juga dapat dipersepsi secara berbeda. Tetapi, Anosmia bukanlah merupakan penyakit tersendiri.

Melainkan suatu gejala atau kondisi yang dapat menjadi penanda adanya gangguan kesehatan lainnya.

Tanda yang jelas dari Anosmia adalah hilangnya penciuman. Ketika Anda mencium bau, sel saraf penciuman akan menerima dan memberikan sinyal ke otak. Lalu, otak akan mengidentifikasi dan mengenali bau tersebut.

Baca Juga: Turun Lagi, Harga Emas Hari ini Logam Mulia UBS 1.036.000 per gram

Kerja indra penciuman penderita Anosmia tidak bisa berfungsi secara semestinya, sehingga kemampuan penderita dalam mencium bau jadi menurun (anosmia parsial) atau hilang sama sekali (anosmia total).

Akibatnya, orang dengan Anosmia juga jadi tidak dapat sepenuhnya mencicipi makanan dan kehilangan nafsu makan.

Selain bisa menyebabkan penurunan berat badan dan kekurangan gizi, Anosmia juga bisa menyebabkan depresi karena penderita tidak dapat merasakan perasaan senang yang biasa orang lain peroleh ketika mengonsumsi makanan enak.

Baca Juga: Inilah 5 Jenis Tanaman Hias Pembersih Udara, Bikin Ruangan Segar

Penyebab Anosmia

Hidung tersumbat karena flu, alergi, infeksi sinus, atau kualitas udara yang buruk adalah penyebab paling umum dari Anosmia.

Dalam kasus ini, Anosmia hanya bersifat sementara dan akan sembuh dengan sendirinya.

Selain itu, Anosmia juga bisa terjadi karena adanya sesuatu yang menghalangi masuknya udara ke dalam hidung, seperti polip hidung, tumor, atau bisa juga karena kelainan tulang di dalam hidung.

Baca Juga: Selain untuk Progam Hamil, Inilah Manfaat Lain Buah Zuriat

Anosmia juga bisa terjadi karena adanya kerusakan pada otak atau saraf penciuman. Pada kasus ini, reseptor di dalam hidung yang berfungsi menerima dan mengirimkan sinyal bau ke otak tidak bekerja dengan baik atau otak yang menerima sinyal bau dari hidung tidak bisa mengolah informasi dengan semestinya.

Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan ini, di antaranya:

• Proses penuaan
• Cedera pada hidung dan otak karena operasi
• Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antidepresan, obat jantung, dan lainnya
• Paparan bahan kimia beracun, seperti pestisida
• Radioterapi untuk kanker pada kepala dan leher
• Penyalahgunaan kokain
• Kondisi medis tertentu, seperti tumor otak, diabetes, stroke, epilepsi, penyakit Alzheimer, Parkinson, multiple sclerosis, kekurangan nutrisi, dan gangguan hormonal

Baca Juga: Indonesia Raih Peringkat Kedua dari 10 Negara dengan Jumlah Bahasa Terbanyak

Pada sebagian kecil kasus, anosmia disebabkan oleh kondisi genetik yang membuat seseorang lahir tanpa indra penciuman. Kondisi ini disebut juga dengan anosmia bawaan.

Gejala Anosmia

Gejala Anosmia adalah hilangnya kemampuan untuk mencium bau. Sebagai contoh, anosmia bisa membuat penderitanya tidak bisa mencium wangi bunga atau bau tubuh sendiri.

Bahkan, bau sesuatu yang menyengat seperti asap kebakaran atau gas yang bocor juga bisa tidak tercium.

Baca Juga: Berikut Syarat Dapatkan Bansos Rp 2,4 Juta untuk Pelaku UMKM

Cara Mengatasi Anosmia

Cara mengatasi Anosmia tergantung pada penyebabnya. Jika kehilangan penciuman terjadi karena flu, infeksi sinus, atau alergi, keluhan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun jika tak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasikan kepada dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Pada Anosmia yang disebabkan karena iritasi hidung tersebut, dokter mungkin akan memberi resep obat berupa:

Baca Juga: Pencairan Bansos 600 Ribu untuk Pegawai Akan Dilakukan di Akhir Agustus

• Semprotan hidung yang mengandung kortikosteroid
• Antihistamin
• Dekongestan
• Antibiotik, jika terdapat infeksi bakteri

Selain itu, dokter juga kemungkinan akan menyarankan untuk mengurangi paparan terhadap bahan yang bisa mengiritasi hidung dan alergen, serta berhenti merokok.

Pada kasus yang lebih serius seperti polip hidung, dokter mungkin akan memberi saran untuk melakukan tindakan operasi pengangkatan polip.

Baca Juga: Kabar baik, Bansos 2,4 Juta Akan Diberikan Pada Penggiat UMKM Secara Gratis

Tindakan ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi indra penciuman penderita Anosmia.

Sampai saat ini, belum ditemukan pengobatan untuk Anosmia yang terjadi karena penuaan atau Anosmia bawaan.

Bila Anosmia telah memengaruhi nafsu makan dan kesehatan mental penderita, dokter mungkin menyarankan dukungan psikoterapi atau konsultasi gizi.

Walaupun terdengar ringan saja, anosmia adalah kondisi yang tidak bisa disepelekan. Nyatanya, anosmia sangat bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang, bahkan memicu depresi dan malnutrisi.

Baca Juga: Jarang Didengar, Inilah Manfaat Pohon Akasia

Tak jarang, penderita Anosmia jadi lebih banyak mengonsumsi garam atau gula untuk meningkatkan rasa makanan yang ia makan. Hal ini juga akan meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi dan diabetes.

Jika Anda mengalami gejala Anosmia, apalagi sudah merasakan gangguan saat makan, segera konsultasi kepada dokter guna mendapatkan penanganan dan solusi yang tepat.***

Editor: Firda Marta Rositasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah