Heboh Matahari jadi Warna Biru, Warga Tiongkok dan 12 Provinsi Lainnya Geger Karena ini

30 Maret 2021, 15:50 WIB
Pemandangan Aneh di Tiongkok, Matahari Warna Berubah jadi Biru, Pertanda Apa? /Twitter.com/@ZhouLeiArt/

RINGTIMES BANYUWANGI – Warga Tiongkok dan beberapa daerah lainnya dikejutkan dengan fenomena alam yang tak  biasa. Warga matahari di beberapa kota di Tiongkok, Beijing, dan beberapa daerah lainnya tiba-tiba berubah menjadi warna biru.

Fenomena alam yang aneh ini muncul di atas langit Beijing, Ibu Kota Tiongkok pada hari Minggu, 28 Maret 2021. Hebohnya warga karena matahari berubah menjadi warna biru ini terjadi setelah badai pasir kedua dalam kurun waktu yang tak lebih dari dua minggu.

Tak fenomena matahari berubah menjadi warna biru, kota Tiongkok dan sekitarnya juga dihebohkan dengan warna langit di atas kota mereka menjadi warna kuning karena badai pasir.

Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

Baca Juga: 4 Fenomena Alam yang Belum Terpecahkan Bahkan Dianggap Misterius

Baca Juga: Pembahasan Soal IPA untuk SMP, Materi Fenomena Alam Abrasi Pantai

Badai pasir yang mengakibatkan langit berubah menjadi warna kuning sepanjang hari ini terjadi untuk yang kedua kalinya. Diketahui, fenomena alam ini terjadi karena iindeks kualitas udara yang mencapai 500.

Wilayah Tingkok yang terkena imbas meliputi provinsi Shaanxi, Shanxi, Hebei, Tianjin, Liaoning dan Jilin. Selain Tiongkok, beberapa daerah di Mongolia turut terkena dampaknya.

Sebagaimana pernah diterbitkan sebelumnya dalam Pangandaran-Pikiranrakyat.com dengan artikal yang berjudul Pemandangan Aneh di Tiongkok, Matahari Berubah Warna jadi Biru, Pertanda Apa?

Baca Juga: Media Arab Soroti Bom Bunuh Diri Makassar, Gereja Disebut Jadi Sasaran Ekstremis di Indonesia

Baca Juga: Jadi Sorotan Media Israel, Aksi Bom Bunuh Diri di Makassar Mencekam dan Mendunia

Baca Juga: Makin Panas, 50 Pengunjuk Rasa Ditembak Mati Junta Militer Myanmar

Badai pasir yang melanda Beijing pada Minggu pagi mendorong tingkat polusi udara keluar dari grafik, mengubah langit menjadi kuning dan mengurangi matahari menjadi titik biru.

Badai itu adalah yang kedua menghantam ibu kota China dalam waktu kurang dari dua minggu dan terjadi setelah Biro Meteorologi Beijing mengeluarkan peringatan kuning (terendah kedua dalam sistem empat tingkat) pada hari Sabtu, 27 Maret 2021.

Ia juga memperingatkan angin kencang dan menyarankan warga untuk tinggal di rumah jika memungkinkan.

Pada siang hari pada hari Minggu, indeks kualitas udara kota telah berhenti naik, setelah mencapai angka maksimum 500.

Di platform media sosial Tiongkok, Weibo, netizen pun berbagi foto "matahari biru", fenomena langit yang pertama kali terlihat di langit di atas Beijing ketika badai pasir terjadi pada 15 Maret lalu.

Sebuah laporan Beijing Evening News mengatakan ilusi optik disebabkan oleh "hamburan Rayleigh", yang menjelaskan bagaimana warna yang menyusun sinar matahari disebarkan oleh partikel di udara.

Jarak pandang di Beijing turun menjadi kurang dari 1.000 meter pada hari Minggu, 28 Maret 2021.

Badai pasir tersebut disebabkan oleh angin kencang yang membawa debu dari Mongolia yang dilanda kekeringan dan bagian lain di barat laut China.

Jarak pandang di Beijing dikurangi menjadi kurang dari 1.000 meter (3.300 kaki).
Beijing Youth Daily melaporkan bahwa badai pasir diperkirakan berlangsung sekitar 12 jam.

Tiongkok bagian utara kini masih menderita di bawah badai pasir terparah dalam satu dekade, tetapi cuaca dingin dan basah dapat memberikan kelegaan.

Beijing tersedak kabut asap saat China mencoba menyeimbangkan pemulihan industri dan pertumbuhan yang lebih hijau
Kabut asap China menjelaskan tindakan penyeimbangan antara industri dan tindakan iklim

Cuaca buruk menyebabkan penundaan dan pembatalan penerbangan di beberapa bandara di China utara. Di Mongolia Dalam, yang paling parah terkena dampak, sekitar 60 persen penerbangan di Bandara Chifeng dan 50 persen di Bandara Baotou dibatalkan pada hari Minggu karena jarak pandang yang buruk, menurut aplikasi informasi penerbangan Umetrip.

Tetapi kondisi yang buruk tampaknya tidak menyurutkan antusiasme wisatawan dan penjelajah siang hari di Beijing, dengan kerumunan orang berbondong-bondong ke tempat-tempat seperti Museum Istana dan Taman Yuyuantan, menurut situs web mereka.

Wang Ji, direktur Pusat Iklim Beijing, yang dikutip oleh Beijing Youth Daily mengatakan jarang terjadi dua badai pasir besar dalam waktu kurang dari dua minggu. Ibukota China hanya mencatat satu kali sepanjang tahun lalu.

Pusat Meteorologi Nasional mengatakan badai pasir yang melanda bagian utara negara itu pada awal bulan adalah yang terburuk dalam satu dekade, dengan 12 provinsi diselimuti pasir kuning dan debu.***(Mira Rahmawati/Pangandaran-Pikiranrakyat.com)

 

Editor: Kurnia Sudarwati

Sumber: Pangandaran Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler