Akibatkan 909 Orang Tewas, di Amerika Serikat Terjadi Aksi Bunuh Diri Massal

26 Juli 2020, 19:15 WIB
Ilustrasi bunuh diri. /

RINGTIMES BANYUWANGI - Belakangan ini media sering dihiasi dengan berita munculnya Covid-19, kematian, tragedi kecelakaan, bahkan aksi bunuh diri.

Terbaru ini terkait dengan kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo yang menurut rilis kepolisian diduga kuat tewas karena bunuh diri.

Aksi bunuh diri juga pernah dilakukan beberapa artis terkenal dunia, diantaranya Daul Kim yang merupakan model internasional ditemukan tewas gantung diri di apartemennya di Paris, Lucy Gordon yang merupakan bintang film Spiderman 3. Dirinya tewas gantung diri di Paris karena depresi.

Baca Juga: Gaun Ikonik Kate Middleton Sukses Buat Pangeran William Terpesona, Diketahui Seharga Rp1 Miliar!

Mindy McCready tewas dengan cara menembak kepalanya sendiri dengan pistol. Jonathan Brandis juga ditemukan tak bernyawa setelah menggantung dirinya sendiri.

Selain itu, ada juga Robin Williams ditemukan tewas setelah menggantung dirinya sendiri, Tim Bergling, atau yang lebih akrab disapa Avicii juga meninggal dunia karena bunuh diri, Tommy Page melakukan bunuh diri karena depresi yang dideritanya, Alexander McQueen diketahui melakukan bunuh diri seminggu setelah ibunya meninggal dunia.

Selain mereka, ternyata dalam sejarah tercatat pernah terjadi aksi bunuh diri fenomenal di Amerika Serikat Selatan pada 18 November 1978.

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah perkebunan di Guyana, sebuah wilayah terpencil di Amerika Selatan dan menewaskan sebanyak 909 orang.

Baca Juga: Daun Kelor Dipercaya Dapat Sembuhkan Covid-19, Pedagang Raup Omset hingga Rp30 Juta

Aksi bunuh diri dengan cara meminum racun itu dipimpin Jim Jones, pendiri Peoples Temple terhadap ratusan pengikutnya.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari Mantra Sukabumi, Jim Jones merupakan pemimpin karismatik yang mendirikan Peoples Temple (Kuil Rakyat), sebuah sekte yang mendeklarasikan diri sebagai pecahan Kristen di Indianapolis pada 1950-an.

Jim berkhotbah menentang rasisme, dan jemaatnya yang terintegrasi menarik banyak orang Afrika-Amerika.

Pada tahun 1965, ia memindahkan kelompok itu ke California Utara, menetap di Ukiah dan setelah 1971 di San Francisco.

Baca Juga: Atas Hak Bersejarah Laut China Selatan, Australia Tolak Mentah-mentah

Berita ini sebelumnya telah terbit di Mantra Sukabumi dengan judul Aksi Bunuh Diri Massal di Amerika Serikat, 909 Orang Tewas

Lima tahun setelah itu, sektenya dituduh telah melakukan penipuan keuangan, penganiayaan fisik terhadap anggotanya dan penganiayaan anak-anak.

Menanggapi kritik itu, Jones yang semakin paranoid mengajak pengikutnya untuk pindah ke Guyana.

Tiga tahun sebelumnya, beberapa orang pengikutnya telah lebih dulu pergi ke negara terpencil itu untuk mendirikan apa yang mereka sebut dengan surga Jonestown di sebuah bidang tanah.

Pada kenyataannya, Jonestown tak pernah menjadi surga seperti yang dijanjikan oleh pemimpin mereka.

Baca Juga: Urungkan Niat Nikahi Dinda Hauw, Rizky Billar Ungkap Alasannya

Para anggota Peoples Temple setiap hari bekerja di ladang dan akan mendapat hukuman ketika mereka mempertanyakan wewenang Jones. Paspor mereka disita dan surat-surat mereka disensor.

Jones seringkali meminta para anggotanya untuk ikut dalam latihan bunuh diri pada tengah malam.

Pada tahun 1978, beberapa mantan anggota Peoples Temple meyakinkan anggota Kongres Amerika Serikat dari California, Leo Ryan untuk pergi ke Jonestown dan menyelidiki pemukiman itu.

Pada 17 November 1978, Ryan bersama sejumlah jurnalis dan pengamat tiba di Jonestown. Awalnya, kunjungan tersebut berjalan dengan baik.

Baca Juga: Inilah Obat Alami Berkhasiat untuk Bersihkan Paru-paru, Salah Satunya Buah Apel

Namun, ketika rombongan Ryan hendak meninggalkan daerah itu, beberapa warga Jonestown meminta agar ikut pulang beserta rombongan.

Mengetahui pengkhianatan pengikutnya, Jones merasa tertekan dan menyuruh bawahannya untuk menyerang Ryan dengan pisau. Beruntung, Ryan berhasil melarikan tanpa terluka.

Jones kemudian meminta beberapa pengikutnya untuk menyergap dan membunuh rombongan Ryan di landasan udara ketika mereka berusaha pergi.

Kali ini, nasib Ryan beserta rombongannya tak tertolong. Ryan beserta empat orang lainnya dibunuh ketika mereka naik pesawat sewaan.

Baca Juga: Jangan Buang Rumput Teki ini, Ternyata Banyak Sekali Manfaat untuk Kesehatan

Setelah peristiwa itu, Jones meminta semua pengikutnya untuk berkumpul di gedung utama dan melakukan apa yang disebutnya sebagai tindakan revolusioner.

Mereka yang meninggal pertama-tama adalah anak-anak. Mereka diracun menggunakan campuran sianida, obat penenang dan jus buah yang disemprotkan ke dalam tenggorokan mereka dengan jarum suntik.

Setelah semua anak meninggal, giliran orang dewasa yang meminum sebuah ramuan bercampur racun.

Saat meminum racun itu, para penjaga bersenjata lengkap telah mengelilingi mereka dan bersiap untuk menembak siapa pun yang enggan meminumnya.

Baca Juga: Berikut Olahraga Ringan yang Bisa Anda Lakukan Agar Terhindar dari Berbagai Penyakit

Ketika para pejabat Guyana tiba di kompleks Jonestown pada hari berikutnya, mereka menemukan tumpukan ratusan mayat. Banyak orang tewas dengan tangan mereka saling berpelukan.

Beberapa penduduk berhasil melarikan diri ke hutan ketika bunuh diri terjadi, sementara setidaknya beberapa lusin anggota Peoples Temple, termasuk beberapa putra Jones, selamat karena mereka berada di bagian lain Guyana pada waktu itu.

Tragedi Jonestown mengakibatkan kerugian nyawa terbesar dalam insiden tunggal yang disengaja, dalam sejarah kehidupan sipil Amerika Serikat rekor yang kemudian dipecahkan oleh tragedi teror 11 September 2001.***( Andriana / Mantra Sukabumi)

 

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Mantra Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler